Kerusakan Logam & Penyebabnya
Kerusakan Logam & Penyebabnya
Kerusakan logam merupakan hal yang riskan
didalam dunia industri, terlebih apabila ini terjadi pada komponent atau bagian
yang kritis. Kerusakan logam ini sendiri dapat disebabkan oleh banyak faktor,
seperti: kekeliruan dalam pemilihan material, cacat fabrikasi, kesalahan
perlakuan panas, kekeliruan dalam perencanaan mekanik, kondisi operasi yang
tidak terduga, pengontrolan lingkungan yang tidak cermat, kontrol kualitas dan
inspeksi yang kurang.
Kerusakan itu senduiri terjadi dengan
mekanisme-mekanisme tertentu, tergantung pada faktor penyebab dan sifat dari
bahan itu. Dimana mekanisme-mekanismenya antara lain; korosi, fatik, patah
getas, overload, korosi temperatur tinggi, stress corrosion cracking,
creep(stress repture) dan aus(wear).
Akibat kerusakan logam pada suatu komponen atau bagian yang
kritis terkadang sangat diluar dugaan, bahkan bencana dapat saja terjadi
karenanya. Seumpamanya pada kawat baja untuk penahan jembatan, dengan
terjadinya kerusakan pada satu kawat berarti beban yang mesti ditanggungnya
akan dibebankan merata pada kawat yang lain. Mungkin saja ini masih aman, namun
bagaimana apabila ada satu kawat yang ternyata telah mengalami cacat, baik
itu akibat korosi, lalu dengan beban dinamis yang diterimanya akibat
kendaraan yang melewatinya maka kawat baja ini dapat saja gagal dan
pembebanannya pun akan kembali dibagikan pada kawat yang lainnya. Akibat
dari semua ini dapat saja jembatan akan collapse.
Adanya getaran atau gerakan yang dinamis
juga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan logam.
Karena pergerakan yang berulang-ulang ini dan terjadi terus-menerus secara
kontiniu akan menyebabkan logam mengalami kelelahan. Hal ini telah
menyebabkan fatigue failure tidak dapat dihindari untuk terjadi. Fatigue
failure ini banyak terjadi pada gear roda gigi, as kendaraan, dan bagian yang
selalu bergerak lainnya.
Gambar
1. Jembatan yang roboh.
Gambar di atas merupakan sebuah jembatan yang
roboh di Amerika Serikat. Ini terjadi setelah dibuka pada bulan Juli 1940,
Tacoma Narrows Bridge di Washington State mendapat julukan "Galloping
Gertie," karena desain nya yang luwes mengizinkan jalur jalanya itu untuk
berdesir(bergoyang) di dalam angin. Tetapi ketika hembusan keras yang mencapai
(di) atas 40 mph mulai menerpa jembatan pada 7 Nopember di tahun itu,
gerakan nya tiba-tiba berubah. Dimana dari desiran yang terjadi, jalan mulai
memutar dan melingkar. Beton pecah, kabel berjumbai, dan setelah hanya empat
bulan dioperasikan, jembatan roboh. Sebagai respon atas kegagalan, yang
untunglah tanpa korban jiwa, insinyur-insinyur mengeraskan tiang-tiang yang
menyokong Jembatan California’s Golden Gate dan dikuranginya fleksibilitas dari
desain ulang jembatan-gantung.
PERLUNYA MENPELAJARI KERUSAKAN LOGAM
Dari contoh kasus collapse’a jembatan di atas
marang kali kita dapat memahami betapa pentingnya mempelajari tenjang kerusakan
logam. Baik itu tentang faktor-faktornya maupun mekanisme kerusakannya. Analisa
yang kita lakukan terhadap kerusakan logam yang terjadi baik itu setelah
gagalnya suatu komponen akan membuat kita lebih hati-hati lagi. Analisa
kerusakan ini diperlukan agar kerusakan bahkan kegagalan yang serupa tidak akan
terjadi lagi dimasa mendatang.
Dengan telah diketahuinya ciri-ciri dan
mekanisme kerusakan dari analisa sebelumnya maka kita akan dapat melakukan
pencegahan dini dari kegagalan serupa yang mungkin terjadi, baik dengan
melakukan maintenance atau pemeliharaan bahkan penggantian komponen lebih dini.
Pengetahuan terhadap kerusakan logam ini
sendiri merupakan bagian ilmu yang sangat penting dalam bidang analisa
kegagalan bahan. Karena kesuksesan suatu analisa sangat dipengaruhi pemahaman
dan pengetahuan kita terhadap kerusakan logam. Analisa kerusakan logam ini
sendiri dapat dalam 3 skala : makroskopik, mikroskopik, dan fractografik
elektron.
- MAKROSKOPIK
Aturan umum yang baik untuk diterapkan dalam meninjau skala pembesaran yang harus digunakan dalam menguji kerusakan adalah : semakin tinggi pembesaran, (a) semakin mahal pengujian (b) semakin tinggi keahlian yang dibutuhkan dalam penanganan dan penyiapan bahan dan (c) semakin lama waktu pengujian.
Gambar
2. Perbandinga kegagalan dari dinding pipa (a) ulet dan (b) getas.
Pengujian makroskopik memerlukan penyiapan
yang sedikit. Tetapi aturan yang telah diberikan sebelumnya tentang
kehati-hatian dalam penanganan harus diterapkan. Hasil makroskopik
kadang-kadang memberikan informasi yang cukup untuk menjelaskan penyebab suatu
masalah atau menuntun peneliti selanjutnya dengan memberikan terhadap benda
yang utuh.
Makroskopik sendiri merupakan pengujian yang dilakukan dengan masih dapat ditinjau dengan indera penglihatan atau mata. Beberapa faktor yang harus ditinjau adalah : distorsi yang berhubungan dengan kerusakan, perubahan letak dari permukaan retak, produk korosi, ukuran, jumlah dan lokasi dari potongan, kekasaran atau kekerasan permukaan retak, dan setiap hubungan kerusakan tersebut dengan kerusakan luar, seperti nicks atau kondisi desain seperti sudut atau radian.
Gambar 3. Patah ulet
akibat penarikan (terjadinya deformasi plastis).
Gambar 4. patahan akibat uji tarik (a)
patah getas (b) patah ulet
Salah satu ciri makroskopik dari suatu
kerusakan adalah jumlah deformasi plastis. Pada kerusakan ulet selalu
terdapat deformasi plastis, sejumlah energi disaerap bila logam
dideformasi(sebelum permukaan baru terbentuk), sedangkan pada kerusakan
brittle bagian–bagian yang retak dapat bersatu dengan baik. Pada
lingkungan, permukaan kerusakan ulet cukup kasar karena terjadi deformasi
plastis, sedangkan kerusakan bvrittle lebih halus.
Gambar
4. Bagian patahan yang menunjukkan patah ulet
(permukaan terdeformasi plastis dan kasar).
Dari penampakan-penampakan inilah suatu
kerusakan dapat dideteksi apakah telah terjadi deformasi plastis sebelumnya
sebelum logam itu gagal, sehingga diketahui apakah logam ini ulet atau getas,
atau kombinasi dari keduanya.
Gambar
5. Poros yang patah (patahan yang getas
dipermukaannya namun ulet didalamnya).
B. MIKROSKOPIK
Pengujian secara mikroskopik ialah suatu proses penelitian yang
ditujukan untuk melihat dan menganganalisa struktur mikro suatu logam. Hal
ini terkadang menjadi sangat penting untuk mendapatkan jawaban dari suatu
kegagalan yang terjadi yang tidak dapat di jelaskan sepenuhnya oleh pengujian
secara makro. Pengujian ini biasanya lebih mengarah kepada struktur penyusun
dan bentuk dari mikrostruktur logam itu sendiri, apakah itu serat maupun batas
butir dan struktur penyusunnya.
Ada dua alasan untuk melakukan pengujian mikroskoptis : untuk
menguji mikrostruktur untuk menentukan sebelum dilakukan pemrosesan yang sesuai
(mis, perlakuan panas) atau untuk menguji hubungan antara bentuk rengkahan
terhadap mikrostrukturnya. Pada saat mikrostruktur sedang dipelajari, setiap
bahan harus diuji. Seperti halnya dalam semua kerja metalografik, pengawasan
harus dilakukan dalam mengangkat, menghaluskan dan penyempurnaan. Tetapi tidak
perlu memastikan ujung bahan tidak bulat.
Pengujian mikroskopik yang lebih dari 1000× biasanya jarang
dilakukan terhadap permukaan yang retak. Dangkalan bidang secara jelas
mengurangi manfaat cara ini. Tetapi walaupun pengujian mikroskopik hanya dibuat
untuk membedakan fase penyelidikan yang lain, pengujian ini kadang-kadang dapat
juga digunakan untuk memberikan jalan terhadap suatu masalah dan untuk
menjelaskan penyebabnya.
Bila hubungan bentuk patahan terhadap mikrostruktur merupakan hal
yang dianggap penting, profil retakan diuji dan kehati-hatian harus dilakukan
untuk menjaga bagian ujung.
(a) (b)
Gambar
6. Patah getas (a) intergranular pada baja 304 S (b) intragranular pada
baja 316 S
Sifat-sifat kebanyakan dari bahan engineering dapat dirubah dengan
melalui pemanasan. Perubahan dalam mikrostruktur biasanya selalu berhubungan
dengan perubahan sifat-sifat. Walaupun kadang-kadang tidak mungkin untuk
menjelaskan suatu kerusakan mikrostruktur umumnya, secara kebetulan beberapa
fase perlakuan panas akan terjadi dan mikrostruktur akan terbentuk dengan tidak
benar. Contohnya, pada baja lekukan dan baja tuang, adanya ferrite menunjukkan
bahwa temperature austenitizing mungkin terlalu rendah atau pelekukan tidak
cukup. Bainite mungkin juga terlihat jika terdapat lekukan kerutan. Juga
dalam pengerasan bahan seperti aluminium pengendapan partikel yang besar dapat
menunjukkan adanya overaging.
Kerusakan inklusi (logam atau non logam) atau inklusi kerusakan
matrik telah dihubungkan dengan semua jenis kerusakan : statis, dinamis, dan
fatig. Bila logam berubah bentuk, tidak hanya matrik yang terdeformasi tetapi
juga inklusi. Gambar 6.(a) menunjukkan suatu retakan intergranular yang
diperparah oleh inklusi.
Komentar
Posting Komentar