Material Teknik ( Logam Non Ferro )
1. Lead, Timbal, Timah hitam,
Plumbum (Pb)
Timah hitam sangat
sangat lunak, lembek tetapi ulet, memiliki warna putih terang yang sangat jelas
terlihat pada patahan atau pecahannya. Timah Hitam memiliki berat jenis
(?) yang sangat tinggi yaitu =11,3 kg/dm3 dengan titik cair 3270C,
digunakan sebagai isolator anti radiasi Nuclear. Timah hitam diperoleh dari
senyawa Plumbum-Sulphur (PbS) yang disebut “Gelena” dengankadar yang sangat
kecil. Proses pemurniannya dilakukan dengan memanaskannya didalam dapur tinggi,
proses pencairan untuk menghilangkan oxides serta unsur lainnya. Selain untuk
pemakaian sebagai isolator radiasi, Timah hitam digunakan juga sebagai bahan
pelapis pada bantalan luncur, bahan timah pateri serta sebagai unsur paduan
dengan baja atau logam Non Ferro lainnya yang menghasilkan logam dengan sifat
Free Cutting atau yang disebut sebagai baja Otomat. Timah putih di bangka, Timah hitam di pasaman .
2. Titanium (Ti)
Titanium (Ti) memiliki warna putih
kelabu, sifatnya yang kuat seperti baja dan stabil hingga temperature 4000C,
tahan korosi dan memiliki berat jenis (?) = 4,5 kg/dm3. Titanium (Ti) digunakan
sebagai unsur pemurni pada baja serta sebagai bahan paduan dengan Aluminium dan
logam lainnya. Titanium (Ti) memiliki titik cair 16600C dan kekuatan tarik 470
N/mm2 serta densitas 56 %. Titanium (Ti) tidak termasuk logam baru walaupun
pengembangannya baru dilakukan pada tahun 1949, karena sebenarnya Titanium (Ti)
telah terdeteksi sejak tahun 1789 dalam bentuk Oxide Silicon, karena pengaruh
oxygen maka pada saat itu tidak memungkinkan untuk dilakukan extraction, dimana
Titanium (Ti) merupakan bagian penting dari Oxygen, namun pada akhirnya
ditemukan metoda pemurnian Titanium (Ti) ini melalui pemanasan dengan Carbon
dan Clorine, kemudian dengan Magnesium dan denganSodium pada suhu pemanasan
antara 8000C hingga 9000C yang menghasilkan Titanium Tetraclorite sebagai
produk awal dari Titanium (Ti) yang selanjutnya menggunakan Magnesiumcloride
atau Sodiumcloride.
Proses pencairan
dan penuangan Titanium (Ti) kedalam bentuk Ingot memerlukan teknik tersendiri
karena proses pemanasan pada Titanium dapat mengikat oxides dari dapur pemanas
itu sendiri dimana Titanium cair berhubungan dengan udara (Oxygen) yang
merupakan komponen dari proses pencairan tersebut. Titanium cair mengikat
electrode yang merupakan larutan Titanium kasar, sedangkan electrode itu
sendiri tergantung pada bagian atas dari dapur pemanas, dalam keadaan yang
demikian ini gas argon dihembuskan untuk memvacumkan ruangan serta cairan,
bersamaan dengan itu dialirkan pula air pendingin. Dengan demikian serbuk
Titanium akan terkumpul dibagian dasar dari dapur pemanas tersebut, selanjutnya
setelah membentuk ingot diproses lagi melalui proses tempa (Forging), rolling,
drawing atau extrusing. Dapur pemanas ini biasanya berkapasitas sampai 2 Ton. Pulau bangka belitung sebagai pengahsil titanium .
3. Nickel, Nickolium (Ni)
Nickel,
Nickolium merupakan unsur penting yang terdapat pada endapan terak bumi yang
biasanya tercamppur dengan bijih tembaga. Oleh kerena itu diperlukan proses
pemisahan dan pemurnian dari berbagai unsur yang akan merugikan sifat Nickel
tersebut. Dalam beberapa hal Nickel memiliki kesamaan dengan bijih logam yang
lain seperti juga besi selalu memiliki sifat-sifat yang buruk seperti titik
cair yang rendah kekuatan dan kekerasannya juga rendah, tetapi juga memiliki
keunggulan sebagaimana pada Nickel ini ialah ketahanannya terhadap berbagai
pengaruh korosi dan dapat mempertahankan sifatnya pada temepratur tinggi. Oleh
karena itu
Nickel banyak digunakan sebagai
pelapis dasar sebelum pelapisan dengan Chromium, dimana Nickel dapat memberikan
perlindungan terhadap berbagi pengaruh gangguan korosi pada baja atau
logamlogam lainnya.
Bijih Nickel mengandung 2,5 % Nickel yang
bercampur bersama-sama unsur lain yang sebagian besar terdiri atas besi dan
silica serta hampir 4 % Tembaga dan sedikit Cobalt, Selenium, Tellurium,
Silver, Platinum dan Aurum. Sedangkan Tembaga, besi dan Nicel berada pada bijih
itu sebagai Sulfida. Setelah proses penambangan bijih itu dipecah dan dilakukan
pemisahan dari berbagai unsur yang mengandung batuan yang mengapung. Kemudian
sulfide Nickel dan Sulfide Tembaga dipisahkan melalui proses pengapungan.
Proses berikutnya ialah pemanggangan Sulfide Nicel untuk menggerakan Sulphur,
selanjutnya dituangkan kedalam bejana, untuk selnjutnya dilakukan pemurnian
melalui proses oxidasi sebagaimana dalam proses Bessemer dalam pemurnian baja.
Dari proses
ini akan diperoleh 48 % Nickel dan 27 % Tembaga. Selanjutnya dipanaskan bersama
Sodium Sulfat dengan pemanasan kokas untuk memperoleh larutan Tembaga Nickel
dan Sulfide Besi, kemudian dituangkan kedalam ladle untuk dilakukan pemadatan,
Selama pendinginan Tembaga dan Sodium mengapung keatas dan ketika terjadi
pemadatan Nickel dan Tembaga akan terpisah oleh tiupan atau pemukulan. Proses
pemurnian lajut dilakukan dengan electrolisa dengan terlebih dahulu disinter
sehingga berbentuk Briket, atau dapat juga engan proses ‘carbonil’ jika
tresedia cukup daya listrik dimana serbuk Nickel dipanggang untuk menhilangkan
sisasisa Sulphur dan Besi kemudian direduksi oleh Hydrogen. Dengan demikian
maka oxide logam akan keluar dan membentuk uap, akan terbang dan membentuk gas
Nickel carbonil yang kemdian mencair karena pengaruk Carbonmonoxide serta akan
mengalir melalui kulit endapan Nickel. Pemakaian Nickel
Secara komersial Nickel banyak
digunakan secara murni terutama untuk peralatan-peralatan yang menuntut
ketahanan korosi yang tinggi, seperti peralatan dalam industri makanan ,
industri kimia, obat-obatan serta peralatan kesehatan, industri petroleum dan
lainlain. Nickel dapat dibentuk melalui proses panas maupun dingin, memiliki
sifat mampu tempa, mampu mesin dengan pemotong HSS. Dapat dikerjakan dengan
Cupping, Drawing, Spining, Swaging, Bending, dan Forming. Penyambungan dapat
dilakukan dengan pengelasan, penyolderan, Brazing dan Welding. Pulau Sulawesi, Mlauku & Ppaua sebagai pengahsil Nikel di Indonesia.
4. Timah putih, Tin, Stannum (Sn)
Timah putih, Tin,
Stannum (Sn) ialah logam yang berwarna putih mengkilap, sangat lembek dengan
titik cair yang rendah yakni 2320C. Logam ini memiliki sifat ketahanan korosi
yang tinggi
bnayak digunakan sebagai bahan pelapis
pada plat baja, digunakan sebagai kemasan pada berbagai produk makanan karena
Timah putih ini sangat tahan terhadap asam buah dan Juice. Fungsi kegunaan yang
lain ialah sebagai bahan pelapis pada bantalan luncur serta sebagai unsur
paduan pada bahan-bahan yang memiliki titik cair rendah. Timah putih, Tin,
Stannum (Sn) paling banyak digunakan sebagai timah pateri serta paduan pada
logam-logam bantalan seperti Bronzes dan gunmetal atau ditambahkan sedikit pada
paduan Tembaga Seng (Kuningan, Brasses) untuk memperoleh ketahanan korosi.
Timah putih, Tin, Stannum (Sn) diproses dari bijih timah (Tinstone),
extracsinya dilakukan melalui pencairan dengan temperature tinggi sehingga
timah dapat mengalir keluar dari berbagai unsur pengikatnya.
5. Seng,
Zincum (Zn)
Seng, Zincum (Zn)
ialah logam yang berwarna putih kebiruan memiliki titik cair 4190C, sangat
lunak dan lembek tetapi akan menjadi rapuh ketika dilakukan pembentukan dengan
temperature pengerjaan antara 1000C sampai 1500C tetapi sampai temperature ini
masih baik dan mudah untuk dikerjakan. Seng memiliki sifat tahan terhadap
korosi sehingga banyak digunakan dalam pelapisan plat baja sebagai pelindung
baja tersebut dari pengaruh gangguan korosi, selain itu Seng juga digunakan
sebagai unsur paduan dan sebagai bahan dasar paduan logam yang dibentuk melalui
pengecoran. Sekalipun Seng merupakan bahan yang lembek akan tetapi peranannya
sangat penting sekali sebagai salah satu bahan Teknik yang memilki berbagai
keunggulan, baik digunakan sebagai bahan pelapis pada baja yang tahan terhadap
korosi, misalnya untuk atap bangunan, dinding serta container yang juga harus
tahan terhadap pengaruh air dan udara serta serangga dan binatang. Seng juga
merupakan unsur paduan untuk bahan pengecoran. Bahan baku Seng adalah Sulfida
Carbonate, biasanya berada berdekatan dengan Lead atau Timah Hitam atau
kadang-kadang juga dengan Silver.
Konsentrat biasanya dilakukan dengan
Grafitasi atau pengapungan. Proses produksi awal dilakukan dengan mengurangi
kadar Asam sulfat yang terkandung pada Oxide Seng melalui penggarangan. Langkah
selanjutnya ialah menggunakan satu Thermal untuk menghasilkan penguapan serta
kondensat, dari proses ini akan diperolah 1 hingga 2 % Lead yang diketahui
sebagai Spelter atau Seng kasar dengan 99,99 % yang akan diproses lanjut
dengan cara elektrolisa serta proses penggarangan, dan melalui proses ini bijih
Seng akan melarut didalam Asam Sulphuric sesuai dengan kebutuhannya. Proses
berikutnya ialah penggarangan agar unsur Carbon bercampur didalam Briket
sebelum pemanasan melalui pengolperasian didalam retor Vertical secara
Continyu. Aceh dan Sumut sebagai pengahsil seng .
6.
Manganese (Mn)
Manganese (Mn) logam yang
memiliki titik cair 12600C Unsur Manganese (Mn) ini diperoleh melalui proses
reduksi pada bijih Manganese sebagaimana proses yang dilakukan dalam pembuatan
baja. Manganese digunakan pada hampir semua jenis baja dan besi tuang sebagai
unsur paduan kendati tidak menghasilkan pengaruh yang signifikan dalam
memperbaiki sifat baja tetapi tidak berpengaruh buruk karena didalam baja
memiliki kandungan unsur Sulphur. Disamping itu Manganese (Mn) merupakan unsur
paduan pada Aluminium, Magnesium ,Titanium dan Kuningan. Pulau Flores pengahsil mangaan .
7.
Chromium (Cr)
Chromium
ialah logam berwarna kelabu, sangat keras dengan titik cair
yang tinggi yakni 18900C , Chromium diperoleh dari unsur Chromite, yaitu
senyawa FeO.Cr2. Unsur Chromite (Fe2 Cr2 06 ) serta Crocoisite (PbCrO4).
Chromium memiliki sifat yang keras serta tahanterhadap korosi jika digunakan
sebagai unsur paduan pada baja dan besi tuang dan dengan penambahan unsur
Nickel maka akan diperoleh sifat baja yang keras dan tahan panas (Heat
resistance- Alloy).
8. Aluminium
(Al)
Aluminium
ialah logam yang berwarna putih terang dan sangat mengkilap dengan titik cair
6600C sangat tahan terhadap pengaruh Atmosphere juga bersifat electrical dan
Thermal Conductor dengan koefisien yang sangat tinggi. Chromium bersifat non
magnetic. Secara komersial Aluminium memiliki tingkat kemurnianhingga 99,9 % ,
dan Aluminium non paduan kekuatan tariknya ialah 60 N/mm2 dan dikembangkan
melelui proses pengerjaan dingin dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhannya
hingga 140 N/mm2. Uraian lebih luas tentang Aluminum dapat dilihat pada uraian
tentang Aluminium dan paduannya.
9.
Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)
Tembaga ialah salah satu logam penting sebagai
bahan Teknik yang pemakaiannya sangat luas baik digunakan dalam keadaan murni
maupun dalam bentuk paduan. Tembaga memilki kekuatan Tarik 150 N/mm2 sebagai
Tembaga Cor dan dengan proses pengerjaan dingin kekuatan tarik Tembaga dapat
ditingkatkan hingga 390 N/mm2 demikian pula dengan angka
kekerasannya dimana Tembaga Cor memiliki angka
kekerasan 45 HB dan meningkat hingga 90 HB melalui proses pengerjaan dingin,
dengan demikian juga akan diperoleh sifat Tembaga yang ulet serta dapat
dipertahankan walaupun dilakukan proses perlakuan panas misalnya dengan
Tempering (Lihat Heat treatment). Sifat listrik dan sebagai penghantar panas
yang baik dari Tembaga (Electrical and Thermal Conductor) Tembaga dan menduduki
urutan kedua setelah Silver namun untuk ini Tembaga dipersyaratkan memiliki
kemurnian hingga 99,9 %. Salah satu sifat yang baik dari tembaga ini juga adalah
ketahanannya terhadap korosi atmospheric bahkan jenis korosi yang lainnya .
Tembaga mudah dibentuk dan disambung melalui penyolderan (Soldering), Brazing
dan pengelasan (Welding). Untuk membahas lebih jauh tentang Tembaga ini dapat
dilihat pada uraian tentang Tembaga dan paduannya.
10. Magnesium
(Mg)
Magnesium ialah logam yang berwarna
putih perak dan sangat mengkilap dengan titik cair 6510C yang dapat digunakan
sebagai bahan paduan ringan, sifat dan karakteristiknya sama dengan Aluminium.
Perbedaan titik cairnya sangat kecil tetapi sedikit berbeda dengan Aluminium
terutama pada permukaannya yang mudah keropos bila terjadi oxidasi dengan
udara. Oxid film yang melapisi permukaan Magnesium hanya cukup melindunginya
dari pengaruh udara kering, sedangkan udara lembab dengan kandungan unsur garam
kekuatan oxid dari Magnesium akan menurun, oleh kerana itu perlindungan dengan
cat atau lac (pernis) merupakan metoda dalam melidungi Magnesiumdari pengaruh
korosi kelembaban udara. Magnesium memiliki kekuatan tarik hingga 110 N/mm2 dan
dapat ditingkatkan melalui proses pembentukan hingga 200 N/mm2. Magnesium
memilki sifat yang lembut walaupun dengan elastisitas yang rendah. Untuk
mengetahui berbagai hal tentang Magnesium ini dapat dilihat pada pembahasan
tentang Magnesium dan paduannya.
11. Antimony, Stibium (Sb)
Antimony, Stibium (Sb)
ialah logam yang berwarna putih kelabu terang, Antimony, Stibium memiliki titik
cair 6300C, Logam ini diperoleh dari mineral Stibnite (Sb2S3), Tetrahednite
(Cu3SbS3) dan Famantinite (Cu3SbS4) dan dari kedua bahan mineral inilah
Antimony, Stibium (Sb) dibuat melalui penguapan, akan tetapi karena tidak
mencukupi maka terpaksa dilakukan extracsi pada Stibinite. Antimony, Stibium
(Sb) digunakan dalam pemenuhan kebutuhan bahan yang digunakan pada temperature
rendah, sebagai logam-logam bantalan yang dipadu dengan lead (timah hitam) dan
akan mempengaruhi kekerasan dari Timah hitam itu sendiri.
12.
Bismuth (Bi)
Bismuth ialah
logam berwarna putih kelabu kemilau, sifat Bismuth sangat keras dan rapuh dan
tidak dapat ditemnpa. Titik Cairnya 2710C dan keadaannya relative murni.
Bismuth diperoleh dari campuran berbagai unsur dalam kondisi alami. Proses
Pemisahannya dilakukan dengan pembersihan terlebih dahulu dimana Bismuth ini
terdapat dalam keadaan kurang bersih, sehingga diperlukan berbagai perlakuan.
Bismuth digunakan sebagai unsur paduan dengan logam lain yang memiliki titik
cair rendah.
13. Boron
(B)
Boron (B) memiliki titik
cair 23000C dan Boron-Carbide sangat keras dan tahan terhadap pengaruh kimia.
Proses pemurnian Boron termasuk sangat sulit akan tetapi kerap kali Boron
ditemukan dalam keadaan murni sehingga disebut sebagai logam Murni atau logam
langka (rare-metal). Boron tidak digunakan sebagai element akan tetapiu Boron
digunakan sebagai bahan pembuatan Dies, Nozle untuk Injection moulding,
perlatan cetakan pasir Sand Blasting Gauge, pivot serta permukaan bearing.
Boron dibuat dlkam bentuk bubukan sehingga pembentukannya dilakukan dengan
proses Sintering.
14. Cadmium (Cd)
Cadmium (Cd) ialah logam
yang berwarna putih kebiruan sifatnya sangat lunak dan lembek dengan titik cair
hanya 3210C, sebagai bahan dasar dari Cadmium ini ialah endapan Seng. Endapan
pekat dari Cadmium terdapat dibagian tertentu dari instalasi pengolahan Seng
(Zn), Cadmium digunakan dalam paduan yang memiliki titik cair rendah serta
bahan tambah pada Tembaga. Yang penting dalam pemakaian Cadmium ini ialah sebagai
lapisan pelkindung pada Baja atau Kuningan (Brasses).
15. Cerium
(Ce)
Cerium (Ce) disebut
sebagai logam langka (rare earth-metal), memiliki titik cair 6400C dapat
ditambahkan kedalam besi tuang untuk pembuatan electrode, pembuatan busur
listrik atau sebagai bahan batu pemantik (lighter flints).
16. Cobalt (Co)
Cobalt (Co) ialah LOgam
yang brwarna putih silver ini memilki titik cair 14900C dan bersifat magnetic
tinggi. Cobalt diperoleh bersama unsur Nickel serta element-element mineral
tertentu dan dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur Nickel. Cobalt
digunakan sebagai unsur paduan pada baja paduan sebagai alat potong (Tool
Steel) dan sebagai unsur paduan dengan unsur Nickel sebagai baja paduan yang tahan
terhadap temperature tinggi. Cobalt juga diguanakan dalam pembuatan komponen
dengan sifat magnetic secara permanent.
17. Iridium (Ir)
Iridium (Ir) ini disebut
sebagai baja putih ini adalah logam dari kelompok Platinum yang memiliki titik
cair 24540C sebagai bahan paduan dengan unsur Platinum-Alloy yang kuat dank
eras serta
meningkatkan titik cairnya.
18. Germanium (Ge)
Germanium (Ge) merupakan
logam dengan sifat kelistrikan yang spesifik sehingga digunakan sebagai komponen
adalam Teknik Kelistrikan.
19. Mercury,
Hydragirum (Hg)
Mercury,
Hydragirum (Hg) ialah salah satu jenis logam murni yang diperoleh dalam skala
kecil dengan logam murni lainnya serta Sulphide (HgS) yang dapat dilakukan
extraksi melalui pemanasan sederhana yang kemudian diproses secara destilasi,
jika perlu dilakukan penegrjaan lanjut untuk menghilangkan kadar Seng dan
Cadmium. Mercury digunakan dalam Thermometer dan Barrometer serta saklar atau
electrical Switches.
20. Molybdenum
(Mo)
Molybdenum (Mo) ialah Logam yang
berwarna putih Silver dengan titik Cair 26200C. Terdapat dalam bentuk Sulphide
serta berbagai Oxid pada berbagai jenis Logam. Molybdenum (Mo) digunakan
sebagai unsur paduan pada baja dan Besi Tuang (Cast Iron).
21. Platinum
(Pt)
Platinum
(Pt) adalah salah satu jenis logam berat yang berwarna putih kelabu dan sangat
mengkilap dengan titik cair 17730C dan memiliki sifat yang mudah dibentuk, ulet
dan tidak mengandung Oxide atau tar dalam udara bebas. Platinum (Pt) sangat
cocok digunakan dalam paduan dengan Iridium yang dapat meningkatkan
kekerasannya. Platinum (Pt) terdapat dalam paduan logam mulia serta endapan
Tembaga-Nickel. Platinum (Pt) dapat pula diperoleh melalui proses extraksi pada
mas (gold) dan Nickel. Platinum (Pt) digunakan sebgai bahan pembuatan Contact
point pada system kelistrikan motor bakar, kabel tahanan polymeter serta kawat
Thermocouple.
22. Palladium
(Pd)
Palladium
(Pd) termasuk dalam kelompok Platinum yakni logam yang berwarna putih dan
sangat ulet, mudah dibentuk dan tahan terhadap oxidasi. Palladium (Pd) memiliki
titik cair 15550 C. Palladium (Pd) sering dipadukan dengan Silver yang dapat
menggantikan Platinum dalam pembuatan Contact Point dan akan memiliki sifat kekerasan
yang tinggi dengan ketahanan korosi yang berbeda dengan Silver.
23.
Rhodium (Rh)
Rhodium (Rh)
juga merupakan salah satu dari logam dalam kelompok Platinum, Rhodium (Rh)
memiliki titik cair 19850C sangat tahan terhadap berbagai bentuk pengaruh asam.
Digunakan sebagai bahan pelapis logam lain serta sebagai unsur paduan pada
Platinum dalam pembuatan kawat tahanan (Resisitor) pada Thermocouple.
24.
Silver, Argentum (Ag)
Silver,
Argentum (Ag) adalah salah satu logam mulia yang memiliki titik cair 9600C
terdapat dalam skala kecil dan terpadu pada Tembaga dan mas. Silver memiliki
conduktifitas listrik yang paling tinggi disbanding dengan logam lainnya dan
digunakan dalam kontak listrik juga dalam “Siver solders” serta bahan pelapis
logam lain.
25. Selenium
(Se)
Selenium
(Se) memiliki titik cair 2200 C dan dapat diperoleh melalui proses extraksi
dari logam lain termasuk pada Tembaga. Sifat yang lain dari Selenium ialah
memiliki sifat hantaran listrik yang baik dan menjadi alternative pilihan dalam
pemakaian ringan serta digunakan pula dalam photoscell serta digunakan sebagai
unsur paduan pada Tembaga untuk meningkatkan sifat mampu mesin dari tembaga
tersebut.
26. Tantalum (Ta)
Tantalum (Ta)
logam yang berwarna putih dan dapat dibentuk melalui proses pengerjaan dingin.
Proses pengerjaan panas dapat meningkatkan angka kekerasannya secara drastic.
Tantalum (Ta) memiliki titik cair 32070C dan digunakan dalam perkakas Cementite
Carbide dan sebagai tambahan unsur paduan pada logam non-Ferro.
27. Tellurium
(Te)
Tellurium (Te)
memiliki titik cair 4520C sedikit ditambahkan pada Timah Hitam akan
meningkatkan kekerasannya, dan jika ditambahkan pada Tembaga akan memberikan
sifat free-Cutting.
28.
Thorium (Th)
Thorium (Th)
sangat lunak seperti timah hitam (Lead) dan dapat mencair pada temperature
18270C. Thorium (Th) digunakan sebagai unsur paduan pada Tungsten dalam
pembuatan kawat filament serta digunakan pula dalam paduan Magnesium untuk
menghasilkan sifat Creep resistance.
29. Tungten, Wolfram (W)
Tungten, Wolfram
(W) memiliki titik cair 34100C berwarna kelabu, sangat keras dan rapuh pada
temperature ruangan, tetapi ulet dan liat pada Temperatur tinggi. Bahan dasar
dari Tungten, Wolfram
(W) ini ialah Oxide mineral dan diperoleh melalui proses reduksi. Tungten,
Wolfram (W) digunakan sebagai bahan pembuatan filament, untuk kwat radio dan
lampu serta digunakan pula sebagai unsur paduan pada alat potong (Tool Steel)
yakni sebagai bahan High Speed Steel (HSS) atau baja kecepatan tinggi, baja
Magnet serta dibentuk melalui proses sintering untuk bahan perkakas.
30. Vanadium (V)
Vanadium (V) akan
mencair pada Temperatur diatas 19000C, logam yang berwarna putih ini sangat
keras, jika ditambahkan pada baja sebagai unsur paduan akan menambah kekenyalan
dari baja tersebut.
31. Beryllium
(Be)
Beryllium
(Be) Logam yang berwarna kelabu ini memiliki sifat yang sangat keras dengan
titik cair 12850C tetapi lebih ringan dari pada Aluminium. Beryllium memiliki
sifat yang rendah dalam peredaman Neutronnya pada arah memotong sehingga tidak
bereaksi terhadap berbagai bentuk dan derajat Neutron yang dilaluinya.
Beryllium (Be) merupakan logam yang memiliki sifat thermal konduktor serta tegangan
yang baik dan stabil pada Temperatur tinggi namun keuletannya rendah. Oleh
karena itu proses metallurgy bubukan (Powder metallurgy) bukan metoda yang baik
dalam pembentukan dengan bahan Beryllium ini.
Beryllium didapat dari
Aluminium Beryllium Silikat “Beryl’ dengan hanya menghasilkan 3,5 % Beryllium.
Proses extraksi pada bahan Berylium memerlukan biaya proses dan Teknik yang
terpaksa melebihi penghasilan Karen proses yang sangat sulit terutama dalam proses
menetralisir unsur zat beracun. Beryllium kadang-kadang digunakan sebagai unsur
paduan pada Tembaga paduan, namun karena kebutuhan Beryllium meningkat dalam
bentuk Beryllium murni Tempa untuk industri pesawat terbang dan laras senapan
(Guided Missiles), maka fungsiTembaga paduan dengan unsur Beryllium sedikit
berkurang. Beryllium dapat dibentuk dengan pengecoran kedalam bentuk ingot,
bentuk-betuk batangan dirol panas (Hot-rolling processes), extrusion dan
kemudian pemesinan.
Beryllium dengan pembentukan
melalui powder metallurgy dipecah menjadi serbuk yang kemudian disinter menjadi
bentukbentuk balok. Balok-balok Beryllium ini memiliki kekuatan tarik 310 N/mm2
, perpanjangannya dapat ditingkatkan hingga 10 % jika dikbentuk ulang melalui
pengerolan. Beryllium yang dibentuk melalui proses Sintering ini dapat
dikerjakan mesin (Machining) dengan alat potong Carbide dengan hasil yang halus
seperti Grey Cast Iron. Beryllium disambung dengan menggunakan metoda las busur
dan spot-welding antar Beryllium dan dengan logam lain.
32.
Hafnium (Hf)
Hafnium (Hf) memiliki
sifat yang sama dengan Zirconium dan termasuk logam berat, memiliki kekuatan
tarik 340 N/mm2, angka kekerasannya 180 HV serta titik cairnya 21300C. Hafnium
(Hf) dapat dibentuk dengan mesin pada putaran rendah. Penyambungan Hafnium akan
sangat cocok dengan memberikan arus tinggi, Hafnium digunakan sebagai bahan
pembuatan pengatur tekanan, water cooler reaktror dan lain-lain. Hal ini karena
sifat Hafnium yang dapat meredam Neuton serta bebas pengaruh radiasi yang
merugikan.
33. Zirconium (Zr)
Zirconium (Zr)
ialah logam yang berwarna putih-silver memiliki titik cair 18520C dengan
kekuatan tarik 420 N/mm2 dan angka kekerasannya 140 HV. Zirconium memiliki
sifat yang sama dengan Titanium terutama dalam proses pembentukannya.
Pemotongan dengan mesin dilakukan dengan puitaran yang sangat rendah
sebagaimana pemotongan pada Aluminium. Proses fabrikasi Zirconium harus
dilakukan secara hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi dengan
oxygen, Nitrogen serta Hydrogen akibat pemanasan. Zirconium kadang-kadang
digunakan sebagai unsur paduan padan Magnesium dalam memenuhi kebutuhan dalam
Teknologi Nuclear dimana Zirconium dapat meredam unsur Neutron secara melintang
dengan kekuatan tarik yang stabil didalam suhu runagan, tahan terhadap korosi
air , uap serta berbagai media pendingin. Pemakaian Zirconium juga sebagai
unsur paduan dengan bahan-bahan lain seperti timah putih (Tin), Besi, Chromium,
Nickel, Tembaga dan Molybdenum.
34.
Niobium (Nb)
Niobium
ialah logam yang sangat ulet (ductile) dan lunak dengan kekuatan tarik 280
N/mm2 dan titik cairnya 24690C. Keuletan dari sifat Niobium ini ialah karena
pengaruh Oxygen dan Carbon, pengerjaan panas serta udara. Niobium yang dibentuk
menjadi plat tipis dapat dilas dengan resistance-Welding, sedangkan untuk bahan
yang tebal diatas 0,5 mm harus dilas dengan Argon-arc atau Argon-arc Spot
welding. Niobium digunakan dan dikembangkan pemakaiannya untuk memenuhi
kebutuhan bahan dlam Teknologi Nuclear serta bahan pembuatan Turbine gas.
Komentar
Posting Komentar