Forging
Forging (Penempaan)
Dalam proses pembentukan logam terdapat berbagai macam cara
maupun metode yang dapat digunakan untuk menghasilkan bentuk logam sesuai
dengan kebutuhan. Salah satu proses pembentukan logam yang sangat umum dikenal
yaitu forging atau penempaan. Jadi, Apa itu forging ?.
Forging atau Penempaan adalah salah satu proses pembentukan
logam di mana logam berubah bentuk secara plastis menjadi bentuk dan ukuran
yang lain yang dilakukan secara konvensional atau dengan bantuan mesin tempa
dengan suhu pengerjaan tertentu.
Dalam proses penempaan, logam dan paduan dideformasi menjadi
bentuk yang ditentukan dengan penerapan pukulan berulang dari sebuah alat tempa
atau palu. Biasanya dalam proses penempaan dilakukan pemanasan pada logam,
meskipun terkadang penempaan juga dapat dilakukan dengan pengerjaan dingin.
Bahan baku logam yang digunakan berupa sebuah potongan melintang bulat atau
persegi dengan volume yang sedikit lebih besar dari volume komponen jadi atau
hasil penempaan.
Klasifikasi Dan Jenis Forging
Secara umum proses penempaan diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu berdasarkan jenis pembentukan benda kerja dan jenis alat penempaan yang
digunakan. Berikut ini meerupakan klasifikasi dan jenis penempaan (forging)
1. Penempaan Berdasarkan jenis pembentukan
benda kerja
a. Open Die Forging
Dalam open die forging (penempaan cetakan terbuka), benda kerja
dikompresi dua buah dua pelat datar, sehingga memungkinkan logam mengalir tanpa
ada pembatasan ke arah samping relatif terhadap permukaan cetakan.
Contoh paling sederhana dari open die forging adalah kompresi
billet antara dua cetakan datar. Proses ini juga dikenal sebagai upsetting atau
upset forging. Pada proses open die forging tinggi benda kerja akan berkurang
karena tekanan yang diberikan sehingga diameter benda kerja menjadi bertambah.
Dalam kondisi ideal, di mana tidak ada gesekan antara billet dan permukaan
cetakan, maka akan terjadi deformasi homogen. Dalam hal ini, diameter bertambah
secara seragam sepanjang ketinggiannya.
Dalam operasi penempaan yang sebenarnya (aktual), deformasi
tidak akan terjadi secara homogen karena adanya gesekan pada antarmuka
die-billet. Gesekan ini berlawanan dengan pergerakan billet di permukaan, hal
tersebut dikenal dengan barreling effect. Barreling effect akan signifikan
sebagai rasio diameter-tinggi, karena area kontak yang lebih besar pada
permukaan cetakan billet. Selain itu temperatur juga akan mempengaruhi fenomena
tersebut.
b. Closed Die Forging
Dalam proses closed die forging, menggunakan cetakan dengan
bentuk tertentu pada permukaannya. Bentuk yang diberikan pada permukaan cetakan
akan membatasi aliran logam secara signifikan. Namun pada proses ini
menghasilkan bahan di luar cetakan yang disebut flash yang akan dihilangkan
pada proses permesinan.
Closed die forging (Penempaan cetakan tertutup) atau sering juga
dikenal sebagai impression die forging dilakukan pada cetakan yang
memiliki bentuk yang akan diberikan pada benda kerja melalui proses
pembentukan.
Pada tahap perantara, mulanya billet berubah bentuk sebagian
memberikan bentuk menonjol. Selama penutupan penuh cetakan, impresi diisi penuh
dengan billet yang terdeformasi dan selanjutnya bergerak keluar dari impresi
untuk membentuk flash.
Impression die forging tidak memungkinkan untuk melakukan
pengerjaan benda dengan nilai toleransi yang kecil. Oleh karena itu proses
permesinan umumnya dibutuhkan untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih akurat.
Bentuk geometri dasar benda kerja dapat dihasilkan melalui proses penempaan,
namun utnk beberapa pengerjaan membutuhkan proses permesinan untuk hasil akhir
yang lebih presisi.
c. Flashless Forging
Dalam penempaan tanpa flash (flashless forging), benda kerja
yang ditempa sepenuhnya dibatasi di dalam cetakan dan tidak ada flash yang
dihasilkan. Dalam penempaan flashless, yang harus diperhatikan adalah volume
benda kerja awal harus sama dengan ruang pada rongga cetakan dalam toleransi
yang sangat dekat. Jika ukuran awal billet terlalu besar, tekanan yang
berlebihan akan menyebabkan kerukanan pada cetakan dan penekan. Sedangkan jika
ukuran billet terlalu kecil maka rongga cetakan tidak akan terisi sempurna.
Karena prosesnya yang membutuhkan ketelitian tinggi, proses ini
cocok digunakan untuk membuat benda yang sederhana dan bagian yang simetris,
selain itu untuk bahan yang digunakan pada proses ini umumnya berupa Al, Mg dan
Paduan keduanya.
2. Penempaan Berdasarkan Jenis Alat Tempa yang
Digunakan
a. Forging Hammer
Forging hammer bekerja dengan menerapkan beban kejut pada benda
kerja. Proses ini seringkali dikenal dengan drop hammer karena caranya
memberikan energi impact.
Ketika cetakan atas mengenai benda kerja menyebabkan bagian
tersebut mengikuti bntuk rongga cetakan. Terkadang dibutuhkan beberap pukulan
untuk mencapai perubahan bentuk yang diinginkan.
Drop hammer diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu :
- Gravity drop hammers, yaitu jika energi yang
dihasilkan oleh palu karena beban pada palu tersebut akibat gaya gravitasi.
Besar kecilnya beban kejut yang dihasilkan bergantung pada ketiggian posisi
palu dan beban palu trsebut.
- Power drop hammer, yaitu beban kejut yang
dihasilkan dengan menggunakan bantuan tekanan udara atau uap.
b. Presses Forging
Presses forging adalah proses penempaan dengan Gaya yang
diberikan pada bilet tempa secara bertahap, dan tidak seperti gaya tumbukan.
Berdasarkan mekanismenya Presses forging dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
- Tekanan mekanis
Dalam mekanisme ini, gerakan berputar dari motor
penggerak diubah menjadi gerakan translasi pada penekan. Proses mekanis
beroperasi dengan cara eksentrik, engkol, atau knuckle joints. Penekan
mekanis biasanya mencapai kekuatan yang sangat tinggi di bagian bawah pukulan
tempa (bottom forging stroke).
- Tekanan hidrolik
Dalam mekanisme ini, Piston digerakkan dengan menggunakan sistem
hidrolik sebagai meknisme untuk menggerakkan penekan.
- Penekan sekrup
Dalam mekanisme ini, gaya diberikan dengan menggunakan mekanisme
sekrup yang menggerakkan penekan secara vertikal. Baik penggerak sekrup maupun
penggerak hidrolik beroperasi pada kecepatan penekanan yang relatif rendan.
Kelebihan dan Kekurangan Proses Penempaan
(Forging)
Dalam proses pembentukan logam secara forging atau penempaan
terdapat beberapa kelebihan serta kekurangan baik ditinjau secara hasil produk
maupun dalam hal teknis pengerjaannya. Berikut ini merupakan kelebihan dan
kekurangan forging atau penempaan.
Kelebihan proses penempaan:
- Produk mampu menangani beban impact lebih baik dibandingkan
proses casting
- Produk hasil penempaan tidak mengalami porositas, penyusutan,
rongga, dan masalah tuang dingin.
- Struktur butiran yang rapat pada tempa membuatnya kuat secara
mekanis. Sehingga pada material paduan tidak perlu terlalu banyak membutuhkan
komponen berkekuatan tinggi.
- Struktur butiran yang rapat menawarkan ketahanan aus yang
baik.
- Pengoperasian dengan biaya rendah.
- Proses ini tidak membutuhkan operator keahlian khusus.
Kekurangan proses penempaan:
- Biaya awal yang lebih tinggi untuk mesin tempa besar.
- Proses finishing sekunder diperlukan dalam penempaan panas.
- Tidak dapat menghasilkan bentuk benda kerja yang kompleks.
- Ukuran benda kerja terbatas karena mengikuti ukuran penempa.
- Logam yang getas dan rapuh tidak bisa dilakukan penempaan.




Komentar
Posting Komentar