Las Listrik
Mengenal Elektroda Las Listrik SMAW (Kawat Las
Listrik)
Mengenal Elektroda Las
Listrik SMAW (Kawat Las Listrik). Pada las busur listrik manual (SMAW), Elektroda Las Listrik yang digunakan adalah
elektroda terbungkus, dimana terdiri dari batang kawat (inti) dan salutannya
(flux). Kawat elektroda dan salutannya akan mencair didalam busur selama proses
pengelasan dan membentuk rigi-rigi las / kampuh las.
Dimana salutan / fluks
dari Elektroda Las Listrik tersebut berfungsi sebagai pelindung, yang mana
dapat melindungi cairan las dari pengaruh udara luar. Adapun salutan (flux) ini
terdiri dari campuran bahan mineral dan zat kimia dan inilah yang menentukan
karakter pengoperasian dan
komposisi pada akhir pengelasan.
Jenis arus las yang
dipakai adalah arus AC, DC + atau DC – , dan akan berubah sesuai dengan jenis
elektroda yang dipergunakan dan ini diharapkan dapat memilih jenis elektroda
secara berhati-hati sebelum dipergunakan untuk mengelas.
Karena bila arus las
yang dipergunakan sesuai dengan ukuran dan jenis dari elektrodanya, maka akan
dapat menghasilkan lasan yang baik dan edial, dan bila arus las nya tidak
sesuai, maka akan menyebabkan hasil lasan menjadi tidak memuaskan atau dapat
dikatakan performasi dari elektroda menjadi jelek.
Ada standar tertentu
yang dipergunakan oleh para pelaku industri pengelasan untuk bisa menentukan
elektroda yang akan dipakai dan besaran arus listrik yang diperlukan. Standar
yang umum dipakai adalah standar yang ditentukan oleh AWS (American Welding Society), yang merupakan badan
pengelasan resmi di Amerika Serikat. Standar yang ditetapkan oleh badan ini
telah diakui secara luas dan dipergunakan sebagai standar pengelasan di
berbagai negara. Badan ini mengeluarkan standar yang dinyatakan dengan tanda E
XXXX yang berarti:
·
E merujuk pada
keterangan kawat las listrik alias elektroda
·
XX (dua angka pertama)
merujuk pada kekuatan tarikan dari kawat las yang dinyatakan dalam satuan kilo
pund square inch atau Ksi. Satuan ini juga sering dinyatakan dalam lb/in²
·
X (angka ketiga)
merujuk pada posisi pengelasan yang bisa dilakukan dengan elektroda tersebut.
Angka 1 menunjukkan penggunaan pada semua posisi, angka 2 menunjukkan bahwa
kawat las tersebut dapat dipakai pada posisi datar dan horizontal dan angka 3
menunjukkan bahwa kawat las tersebut hanya dapat dipakai pada posisi flat saja
·
X (angka keempat)
merujuk pada jenis pelapis dan arus yang dipergunakan pada elektroda tersebut
Spesifikasi tersebut berlaku untuk penggunaan pengelasan pada Mild Steel sementara untuk spesifikasi atau standar untuk proses pengelasan yang lain seperti untuk Low Alloy Steel dan juga untuk Stainless Steel memiliki berbagai kode tambahan lagi di belakang kode standar yang telah disebutkan diatas. Para pelaku industri pengelasan wajib mengetahui dengan persis apa yang tercantum pada kotak kemasan elektroda yang akan mereka beli sehingga mereka bisa mengetahui kegunaan yang spesifik dari elektroda tersebut.
Kawat Las Listrik Baja
Untuk elektroda yang
akan dipergunakan untuk pengelasan baja lunak sendiri terdiri atas berbagai
jenis tergantung dari material yang dipergunakan. Beberapa contoh diantaranya
adalah:
·
Elektroda untuk proses
pengelasan besi tuang yang terbagi lagi atas beberapa jenis elektroda yaitu
elektroda baja, elektroda nikel, elektroda perunggu dan elektroda dengan
hydrogen rendah
·
Elektroda untuk
aluminium
·
Elektroda untuk
pelapis keras yang bertujuan untuk memberikan lapisan yang keras pada material
yang dilas sehingga material tersebut bisa lebih tahan terhadap berbagai hal.
Elektroda jenis ini sendiri terbagi atas 3 macam yaitu elektroda tahan aus,
elektroda tahan pukulan dan elektroda tahan kikisan
Cara Penyimpanan
Elektroda Las Listrik
Elektroda Las Listrik tersebut perlu dan harus disimpan
ditempat yang kering dengan temperatur ruangan kira-kira 40º C, agar tidak
lembab karena adanya pengaruh kelembaban udara. Dan secepat mungkin ditutup
kembali (dirapatkan) bila bungkus elektroda tersebut terbuka, dan juga
seharusnya disimpan kembali didalam kabinet yang mempunyai sirkulasi udara yang
temperaturnya dapat dikontrol antara 40º C sampai dengan 100º C dan juga
tergantung dari jenis elektrodanya.
Contoh, elektroda low
hydrogen dengan temperatur 100ºC dan elektroda rutile dengan temperatur 40º C.
Jadi dapat dikatakan bahwa penyimpanan, penanganan, dan perawatan elektroda
tersebut adalah sangat penting artinya karena dapat menjaga agar salutan dari
elektroda tetap dalam kondisi yang baik.
Karena elektroda dapat
menyerap embun kelembaban udara bila penyimpanannya tidak benar, dan kelembaban
ini berdampak hilangnya karakter elektroda dan kualitas endapan logam lasan.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya porosity pada hasil lasan dan menambah
lemahnya struktur lasan yang mengakibatkan retak pada saat pemakaiannya.
Masalah-masalah yang
muncul akibat salutan elektroda yang terlalu
lembab yaitu :
·
Sulit dalam membuang
terak.
·
Salutan menjadi merah
terbakar terutama jenis cellulosa.
·
Terjadi porosity pada
logam hasil lasan.
·
Nyala busur menjadi
tidak stabil.
·
Percikan busur las berlebihan.
·
Retak pada logam las
atau pada daerah pengaruh panas (HAZ).
Elektroda yang lembab
dapat direkondisi dan dikeringkan kembali untuk mengurangi kelembaban yang
berlebihan. Tetapi bagaimanapun
juga semua jenis elektroda memerlukan sedikit kelembaban dan bila terlalu
kering juga dapat merusak elektroda tersebut dan berdampak
pada performanya
Komentar
Posting Komentar