Keramik
Keramik

Keramik merupakan jenis produk yang
dibuat dengan bahan utama tanah liat yang dibentuk dan dibakar dengan suhu 600º
Celcius hingga lebih dari 1300º Celcius sehingga terjadi perubahan sifat tanah
liat menjadi lebih kuat. Keramik sudah dikenal sejak zaman neolitikum. Sejumlah
penemuan purbakala seperti pecahan kecil tembikar di bukit kulit kerang
Sumatera menjadi bukti keberadaan keramik di masa lampau.
Awalnya keramik hanya dibuat untuk
membuat tembikar dan peralatan rumah tangga. Namun penggunaan keramik kini
semakin luas dengan adanya paduan dengan unsur logam dan bukan logam. Saat ini, keramik banyak digunakan
sebagai bahan pembuatan busi, isolator listrik, dan bahan baku alat
cetak. Keramik mampu dipakai pada temperatur tinggi. Keramik dapat dibedakan menjadi
keramik tradisional dan keramik industri. Dalam rumah tangga, keramik
tradisional menjadi bahan pembuatan cangkir, ubin, tembok dan roda gerinda. Sedangkan keramik industri
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan turbin, komponen otomotif dan pesawat ruang angkasa.
Material dasar dari keramik yang paling tua adalah lempung. Sedangkan material
dasar modernnya adalah koalin, rijang dan felspar.
Penamaan
Keramik
pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang
artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu
hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang
dibakar, seperti gerabah, genteng, porselen,
dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan
anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard/bahan mentah,
ball clay/bahan galian, kwarsa/pasir, kaolin/tanah liat yang tahan apai dan memiliki plastisitas, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh
struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat
keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana bahan diperoleh. Secara
umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan
keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor
panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan
kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding
kekuatan tariknya.
Klasifikasi Keramik
Keramik
tradisional
Keramik
tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti
kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(peralatan makan dan minum, gelas, piring, dll.), keperluan rumah tangga
(tegel, bata), dan untuk industri.
Keramik
halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advace ceramic/isolator, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)

Sifat Keramik

Simulasi
lapisan permukaan luar pesawat ulang alik saat memasuki atmosfer
bumi, yang memanas hingga temperatur 1500 °C. Sifat yang umum dan mudah
dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh,
hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah
belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat
dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah,
walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis
keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam.
sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang
terdiri dari tanah liat, flint/batu api, dan feldspar/bahan mentah tahan sampai
dengan suhu 1200 °C, keramik hasil rekayasa seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 °C.
Kekuatan tekan tinggi merupakan sifat yang membuat penelitian tentang keramik
terus berkembang.
Surdia, T.; Saito, S., 1985, Pengetahuan Bahan Teknik, Edisi ke-4, PT. Pradnya Paramita, Jakarta Surdia, T.; Saito, S., 1992, Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Surdia, T.; Saito, S., 1999, Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan ke4, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar