Memahami Heijunka (Pemerataan Produksi/Production Leveling)
Heijunka (Pemerataan Produksi)
Production Leveling
Untuk
Jadwal Produksi yang Lebih Mulus

Apa Itu Heijunka?
Heijunka adalah konsep dalam Lean yang
bertujuan untuk melakukan smoothing terhadap jadwal produksi.
Dengan melakukan smoothing terhadap penjadwalan, maka akan
diperoleh keuntungan dalam hal proses lead time.
Heijunka Box adalah alat penjadwalan yang
terlihat (visual tool) dan digunakan untuk level loading, konsep
Lean untuk menciptakan produksi yang mengalir (flow).
Heijunka box umumnya adalah jadwal yang
terpasang di dinding dan terbagi ke dalam kotak kotak atau set rumah merpati
berbentuk persegi panjang. Setiap kolom kotak mewakili suatu periode waktu
tertentu, jadwal dibagi secara visual berdasarkan shift, harian, atau mingguan.
Kartu warna mewakili pekerjaan tertentu (disebut sebagai kartu kanban)
ditempatkan pada kotak heijunka untuk memberi tahu secara visual yaitu produksi
apa yang akan dijalankan.
Apa Fungsi Heijunka Box?
Kotak heijunka juga memudahkan untuk melihat
jenis pekerjaan yang antri untuk produksi dan kapan dijadwalkan. Dalam proses,
pekerja akan mengambil kartu kanban dari kotak untuk mengetahui apa yang harus
dilakukan. Kartu ini akan diteruskan ke proses berikutnya ketika mereka sudah
menyelesaikan pekerjaannya. Kotak Heijunka memungkinkan kontrol yang mudah dan
terlihat dari jadwal produksi dan membuat lebih lancar.
Sebuah kotak heijunka tipikal memiliki baris
horisontal untuk setiap produk dan memiliki kolom vertikal untuk penanda
interval waktu produksi yang sama. Misalkan, interval waktu setiap tiga puluh
menit. Kartu kanban produksi ditempatkan di lubang merpati yang disediakan oleh
kotak sejumlah barang yang akan diproduksi untuk satu jenis produk tertentu
selama selang waktu tertentu. Misalnya, setiap periode waktu membangun satu
produk A, dua produk B, dan produk dengan campuran C, D, dan E.
Kotak heijunka secara jelas memperlihatkan
pola pengulangan sederhana kanban pada tiap baris, sehingga produksi mengalir
lancardari setiap produk. Hal ini menjamin bahwa kapasitas produksi yang dijaga
di bawah tekanan konstan akan mencegah masalah.
Penyamarataan Melalui Volume dan Tipe
Untuk mengatasi permintaan pelanggan yang
berfluktuasi ini, ada dua pendekatan yang telah diadopsi dalam lean
manufacturing, yaitu dengan demand leveling (pemerataan permintaan) dan production
leveling (pemerataan produksi). Pendekatan ini diadopsi untuk membantu mencegah fluktuasi pada
produksi dan menjaga agar fluktuasi tetap bisa dikendalikan. Proses kerja
produksi dalam sebuah manufaktur adalah manufaktur tidak akan memproduksi
produk yang sama secara berulang, seperti halnya saat mereka melakukan produksi
massal.
Jika kita melihat dari konteks Lean
manufacturing dan Toyota Production System (TPS), Heijunka mengarah pada teknik production
leveling dan production smoothing yang secara umum
dikerjakan untuk mengatur schedule dari aktifitas produksi dengan
tujuan untuk mengontrol inventori, mengurangi lead time, dan memproduksi produk yang beraneka ragam dengan
volume yang sesuai dengan permintaan yang diinginkan oleh konsumen.
Daniel T. Jones, pendiri dan ketua Enterprise
Academy Ramping, menulis bahwa tahun lalu Toyota mencapai kontra-intuitif
kesimpulan kalau batching adalah sebuah ide yang buruk.
Alasannya adalah karena tidak ada sistem produksi yang secara terus menerus
responsive terhadap ketidakrataan dalam produktivitas dan juga kualitas
sehingga hal ini akan menjadi sampah.
Production Meets Demand dengan
Heijunka
Kestabilan fasilitas heijunka, khususnya
dalam proses produksi bertujuan untuk mengadopsi praktek dari lean
manufacturing yaitu menghilangkan mura (ketidakserasian dalam
kualitas produksi), mengontrol muri (kejenuhan atau beban yang
berlebihan dari sumber daya produksi seperti SDM dan mesin), dan
mereduksi muda (waste dari unsur-unsur produksi).
Seorang pakar Lean, Michael Balle
menggambarkan pentingnya heijunka untuk berbagai organisasi lean.Dengan
memproduk setiap produk selama waktu yang relevan, lead time akan berkurang dan
bisnis akan lebih dekat untuk memenuhi permintaan yang nyata.
Heijunka tergantung secara signifikan pada
penempatan presentase dari kapasitas menjadi fleksibelitas changeover (perubahan).
Seperti yang dikatakan oleh Balle, jika kita ingin membuat setiap produk setiap
hari, yang merupakan tujuan utama dari Lean, maka kita harus mengurangi
waktu changeover (perubahan) yang sesuai. Heijunka juga merupakan sebuah
visualisasi sederhana produksi dengan menggunakan kartu kaban untuk memberikan
sinyal produksi sesuai dengan kerja interval tertentu (misalnya per hari atau
per minggu).
Berbeda
dengan proses manufaktur tradisional dimana proses tersebut mempekerjakan orang
dalam jumlah yang besar untuk melakukan proses assembly terhadap
produk, dasar dari heijunka adalah untuk menggunakan sumber daya dalam jumlah
kecil di dalam lini assembly sehingga fluktuasi pada lini
final assembly tetap terjaga dan dapat diabaikan. Dengan cara
ini (Production LevelingdanScheduling), efisiensi dari proses
produksi akan menjadi optimal. Ditambah lagi dengan adanya pengelolaan
terhadap rate of production dari produk-produk intermediate
pada tingkatan yang konstan, maka proses umum yang dipekerjakan untuk
finalisasi dari produk akan relatif menghabiskan waktu yang lebih sedikit dan
dapat diprediksi.
DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, V. (2008). Total Quality management. cetakan kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Komentar
Posting Komentar