Kegagalan material Logam pada Perlakuan Panas
Kegagalan Komponen Logan pada Perlakuan Panas

Produsen suku cadang dan komponen logam sering kali beralih ke
perlakuan panas karena keuntungan yang dapat dihasilkan dari proses tersebut
terhadap operasi mereka secara keseluruhan.
Perlakuan panas, misalnya,
dapat mengubah sifat fisik bahan, sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan
untuk aktivitas produksi selanjutnya. Hal ini juga dapat menghilangkan tekanan
pada material, membuatnya lebih mudah untuk dilas atau dikerjakan. Proses perlakuan
panas juga dapat meningkatkan kekuatan, sifat listrik, dan magnet material.
Pada akhirnya, bahan ini dapat meningkatkan kerapuhan benda kerja, sehingga
lebih mudah dikerjakan dalam jangka panjang.
Biasanya, produsen yang
melakukan proses perlakuan panas dapat menghasilkan suku cadang dan komponen
berkualitas tinggi. Namun, ada kalanya komponen logam yang diberi perlakuan
panas mengalami kerusakan parah. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum
kegagalan produk ini.
1. Kekurangan Desain
Kegagalan pada komponen logam
yang diberi perlakuan panas dapat terjadi jika terdapat cacat desain selama
pemrosesan. Berbagai situasi dan faktor selama proses perlakuan panas dapat
menyebabkan cacat dan kekurangan desain. Misalnya, kegagalan mungkin terjadi jika
desain komponen telah digunakan untuk aplikasi baru. Kegagalan juga dapat
terjadi karena kondisi servis yang tidak terduga dan tekanan yang sangat tinggi
pada benda kerja. Cacat desain juga dapat terjadi jika pabrikan gagal
memberikan kriteria desain yang memadai, memiliki pengetahuan yang terbatas
tentang keadaan tegangan suatu komponen, dan melakukan proses perlakuan panas
meskipun perhitungan tegangan tidak memadai.
2. Cacat Materi
Penyebab potensial kegagalan
lainnya pada komponen logam yang diberi perlakuan panas terletak pada
materialnya sendiri. Banyak komponen mungkin dibuat dari bahan yang salah atau
tidak kompatibel karena pabrikan melanjutkan proses perlakuan panas tanpa
mengumpulkan data bahan yang memadai. Mereka mungkin juga memperkirakan dampak
dari proses perlakuan panas alih-alih memperoleh data kelelahan yang memadai,
data tarik suhu tinggi, dan data mulur atau korosi. Sebaliknya, komponen logam
lain yang diberi perlakuan panas mungkin rusak karena ketidaksempurnaan
material. Beberapa jenis ketidaksempurnaan yang mungkin terabaikan adalah
penutupan dingin, penyusutan, rongga, putaran, dan jahitan.
3. Kesalahan Pemrosesan
Komponen logam yang diberi
perlakuan panas mungkin juga rusak karena kesalahan pemrosesan dan produksi.
Seperti disebutkan sebelumnya, proses perlakuan panas bertujuan untuk
menghilangkan tekanan yang ditemukan pada material. Jika material masih
mengalami tegangan sisa yang signifikan, material tersebut mungkin mengalami
prosedur yang salah dan proses yang tidak jelas. Mereka mungkin juga telah
menjalani prosedur yang tidak ditentukan dengan benar. Bahkan urutan proses
yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan komponen logam yang diberi
perlakuan panas. Tanpa mempertimbangkan spesifikasi proses perlakuan panas yang
akan dilakukan, komponen logam bisa saja mengalami kegagalan setelah diproses.
Penyebab umum kegagalan ini
dapat dikurangi jika perusahaan memiliki ahli yang bereputasi baik dalam
berbagai metode perlakuan panas. Banyak faktor dan spesifikasi juga harus
dipertimbangkan oleh perusahaan terlebih dahulu sebelum melanjutkan dengan
perlakuan panas. Untuk mendapatkan komponen logam yang diberi perlakuan panas
berkualitas untuk aplikasi Anda, Anda dapat menghubungi kami di Alpha Detroit
Heat Treatment.
Daftar Pustaka
Surdia & Saito (1999), Pengetahuan Bahan Teknik. Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta, Pradnya Paramita
Komentar
Posting Komentar