Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Overall Equipment Effectiveness

Overall Equipment Effectiveness
(OEE) adalah
suatu metode standar untuk mengukur kinerja mesin produksi dalam penerapan
program TPM (Total Productive Maintenance). OEE merupakan kombinasi antara 3 faktor: ketersediaan, kinerja, dan kualitas yang
memberi tahu Anda seberapa efisien suatu aset selama proses manufaktur.
3
Indikator Utama Perhitungan OEE
1.
Availability
Apabila Availabillity mencapai skor 100% dari availability
artinya bahwa prosesnya selalu berlangsung selama waktu perencanaan produksi
(tidak pernah berhenti). Faktor Availability memperhitungkan Downtime, termasuk setiap kejadian
yang menghentikan produksi terencana dalam jangka waktu yang signifikan
(Biasanya beberapa menit, atau cukup panjang untuk dimasukkan dalam kelompok
kejadian yang dapat dilacak (Trackable Event).
2.
Performance
Skor 100% performance artinya saat prosesnya berlangsung
maka proses tersebut harus berlangsung secepat mungkin. Faktor
Performance memperhitungkan Speed
Loss, termasuk didalamnya semua faktor yang menyebabkan melambatnya laju
proses, dimana proses berjalan dibawah kecepatan maksimumnya. Contohnya, mesin
usang, material tersendat, kesalahan material, dan inefisiensi operator. Waktu
yang tersisa ini disebut Net Operating Time.
3. Quality
Skor 100% dari quality artinya tidak ada kerusakan (Defects)
dan mesin mampu memproduksi hasul yang terbaik. Faktor Quality
memperhitungkan Quality Loss,
termasuk didalamnya perhitungan produk terproduksi yang tidak memenuhi standar
kualitas, dan produk yang membutuhkan rework.
Waktu yang tersisa disebut Fully Productive Time. Singkatnya
quality disini adalah perbandingan antara jumlah unit produk baik yang berhasil
diproduksi dibanding dengan total jumlah unit produk.
Bagaimana
Cara Menghitung OEE?
1.
Availability. Apakah mesin selalu bisa digunakan ketika dibutuhkan?
2.
Performance. Berapakah banyak hasil yang diproduksi mesin tersebut?
3.
Quality. Seberapa bagus dari produk yang dihasilkan?
Idealnya, OEE bisa bernilai 100%, yang artinya mesin selalu
siap memproduksi dengan hasil yang maksimal dan kualitas terbaik.
Namun tentu saja mesin tidak akan bisa dalam kondisi prima
untuk selamanya karena tergantung pada perawatan yang dilakukan.
Contoh
Perhitungan OEE Sederhana
Anggaplah Anda memiliki mesin yang ingin Anda hitung
OEE-nya, lalu Anda menemukan data-data dari faktor OEE seperti dibawah ini:
• Mesin hanya beroperasi kurang lebih 11 jam dari total 12
jam operasional – artinya skor availability-nya hanya 91.7%
• Mesin mampu memproduksi 1.000 produk per jam, dan
seharusnya bisa memproduksi total 12.000 produk dalam 1 hari. Namun karena
availability-nya tidak optimal, maka total produksi hanya 11.500 saja –
sehingga skor performance-nya sekitar 95.8%
• Terakhir dari total 11.500 produk yang diproduksi,
ternyata hanya 11.450 produk yang kualitasnya baik – artinya quality-nya hanya
99.5%
Terakhir Anda bisa mendapatkan skor OEE total dengan
mengalikan seluruh angka yang Anda dapatkan dari perhitungan tadi:
OEE: 91.7% x 95.8% x 99.5% = 87.4%
Dari sini Anda tahu bahwa skor OEE mesin Anda berada di
angka 87.4 persen.
Mengapa
Perhitungan OEE Penting untuk Dilakukan?
Mengetahui nilai OEE dari setiap mesin sangatlah penting,
mengingat OEE adalah indikator utama dalam kinerja mesin Anda. Ada 3 alasan
mengapa Anda harus selalu mengawasi metrik OEE secara berkala agar bisnis bisa
berlangsung tanpa hambatan:
• Sebagai
Standar Kelayakan Produksi
Dengan standar OEE yang sesuai, Anda bisa menentukan
seberapa banyak performa mesin yang dibutuhkan untuk menutup biaya operasional.
Tentukan saja batas bawah OEE-nya, dan jika nilai OEE berapa
diatas batas tersebut artinya proses produksi berjalan optimal.
• Mengetahui
Kapan Harus Melakukan Perawatan
Nilai OEE rendah pertanda bahwa mesin harus dirawat. OEE
bisa membantu Anda untuk memperkirakan masalah yang terjadi pada mesin, dan
bagaimana yang perlu diperbaiki guna mengembalikan performanya.
• Mengetahui
Mana Mesin yang Underperformed
Mesin yang tidak memberikan performa maksimal adalah mimpi
buruk bagi industri manufaktur. Karena artinya produksi tidak bisa maksimal,
dan tentunya bisa berdampak pada pemasukan yang didapatkan perusahaan
OEE bisa menginformasikan apakah performa mesin berada di
bawah rata-rata atau tidak. Dan dengan mengetahuinya, Anda bisa mengatasinya
secepat mungkin tanpa perlu menerka-nerka terlebih dahulu.
Komentar
Posting Komentar