GERAKAN BERLEBIH (WASTE)
GERAKAN YANG TIDAK PERLU (GERAKAN BERLEBIH)

Yang
dimaksud dengan excess motion adalah setiap pergerakan manusia
atau mesin yang sebenarnya tidak diperlukan atau dengan kata lain gerakan
pekerja yang tidak berkaitan langsung dengan nilai tambah. Pemborosan jenis ini
sangat berpengaruh pada efisiensi dari jalur produksi itu sendiri. Secara
spesifik, semua gerak yang membutuhkan usaha fisik berlebih dari pekerja
merupakan pemborosan. Beberapa contoh waste jenis ini adalah:
- membungkuk,
mengangkat, dan menggapai
- gerakan
hilir mudik mencari alat bantu
- mengambil
dan mengembalikan alat kerja dari tempat kerja ke tempat penyimpanan yang
letaknya berjauhan
Pemborosan
ini dapat disebabkan oleh pergerakan terhadap material, manusia yang tidak
perlu pada saat proses produksi sehingga mengakibatkan rendahnya aliran kerja,
juga karena layout yang buruk serta karena komponen atau kontrol yang jauh dari
jangkauan.
Gerakan-gerakan
yang berlebihan dan sebenarnya kurang penting juga termasuk kategori waste.
Gerakan-gerakan yang tidak efektif seringkali ditimbulkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah:
- proses
kerja yang tidak teratur
- masalah
perawatan mesin maupun pabrik yang kurang diperhatikan sehingga
menimbulkan pemborosan bagi orang di sekitarnya,
- metode
kerja yang tidak konsisten serta tidak adanya standar kerja yang
terdokumentasi dengan baik dan benar.
Tindakan
yang dapat dilakukan untuk menghilangkan excess motion inidiantaranya
adalah penataan stasiun kerja yang mudah untuk dijangkau dan aman untuk
operator, serta penataan meja kerja agar memenuhi persyaratan ergonomi sehingga
tidak menyebabkan pekerja menjadi cepat lelah dan dalam jangka panjang dapat
mengalami gangguan kesehatan.
Posisi
kerja yang tidak ergonomis dapat menyebabkan excess motion. Sebagai
contoh, posisi kerja dengan cara berjongkok, selain tidak memenuhi prinsip
ergonomi, yang berakibat pada faktor kelelahan kerja, juga dapat
menyebabkan excess motion karena setiap kali produk yang
tengah dikontrol habis (dari kardus/wadah), maka pekerja harus berdiri guna
mengambil produk yang berada di atasnya. Akan lebih baik jika untuk pekerjaan
tidak dilakukan dengan berjongkok, tapi dilakukan dengan posisi berdiri atau
duduk pada kursi dengan menggunakan meja kerja.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,
Fawaz, Lean Manufacturing Tools and Techniques In The Process Industry
With the Focus on Steel, Dissertation, University of Pittsburgh, 2003.
Akinlawon,
Akin, Thingking Of Lean Manufacturing System.
Becker,
Ronald, Lean Manufacturing And The Toyota Production System.
Jahja,
Kristianto, 5R, Productivity & Quality Management Consultants,
Jakarta Pusat, 1995.
Jeffrey
K. Liker, The Toyota Way: 14 Management Principles from theWorld's
Greatest Manufacturer, McGraw-Hill © 2004.
Monden,
Yasuhiro, Sistem Produksi Toyota, Seri Manajemen Operasi No.8,
Edisi Indonesia , Cetakan pertama, PPM, Jakarta, 1995.
Komentar
Posting Komentar