PEMBELIAN/STOCK BERLEBIH (Waste)
PEMBELIAN/STOCK BERLEBIH

Pemborosan
jenis ini hampir sama dengan pemborosan karena produksi berlebih, hanya saja
pemborosan jenis ini lebih disebabkan karena pembelian yang terlalu banyak
sehingga menyebabkan penumpukan persediaan.Hal ini dapat berdampak negatif bagi
perusahaan diantaranya cash flow perusahaan yang akan
terhambat karena stok yang berlebih, terpakainya ruang kerja yang lebih
bernilai apabila digunakan untuk sesuatu yang lain daripada sebagai ruang stok
perusahaan.
Salah
satu manfaat yang paling signifikan dari pengaplikasian prinsip-prinsip Lean
Manufacturing dalam perusahaan ialah penghilangan atau penundaan
rencana yang tidak perlu dalam pengembangan ruang gudang yang seringkali
memakan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit untuk sesuatu yang tidak perlu
dilakukan.
Umumnya,
penggunaan inventory dalam jumlah besar cenderung dilakukan oleh manufaktur
“tradisional” teruatma industri yang menggunakan sistem make-to-stock, dengan
harapan untuk membuat kinerja mesin lebih efisien serta untuk berjaga-jaga jika
ada masalah terkait produksi, supplier, ataupun mesin mengalami breakdown.Padahal,
dengan cara seperti ini justru akan jauh lebih banyak dana perusahaan yang
mengendap dan tidak berputar. Pemborosan ini dapat disebabkan oleh penyimpanan
inventory yang melebihi volume gudang yang ditentukan, material yang rusak
karena terlalu lama disimpan atau terlalu cepatdikeluarkan dari gudang, dan
material yang kadaluarsa. Jenis pemborosan pada industri make-to-stock ini
memang tidak dapat dihindari secara total, namun dapat diminimalkan.
Tindakan
yang dapat dilakukan untuk menghilangkan excess inventory ini
diantaranya adalah:
- Memproduksi
sesuai pesanan konsumen
- Segera
menjadwal untuk mendaur ulang produk yang cacat atau rusak
- Menyingkirkan
barang-barang persediaan yang tidak diperlukan lagi (prinsip pemeliharaan
dan pengaturan tempat kerja)
- Tidak
memproduksi barang yang tidak diperlukan untuk proses selanjutnya (prinsip
keseimbangan jalur/line balancing)
- Tidak
membeli atau membawa barang-barang dalam ukuran lot besar
Excess
inventory banyak disebabkan karena over
production, sistem penjualan produk dan juga sistem keluar-masuknya barang . Di sini, persediaan berlebih banyak
disebabkan karena proses penjualan produk lebih menggunakan sistem LIFO (last
in first out) bukan FIFO (first in first out) sehinggga produk yang
sudah masuk pertama, mempunyai kecenderungan mengalami kerusakan karena lamanya
waktu penumpukan produk di gudang penyimpanan.
Dari
banyaknya produk jadi yang diproduksi tanpa memperhatikan banyaknya jumlah
pesanan, maka berdampak pada kurangnya space di gudang ataupun
lantai pabrik. Kurangnya space tersebut berdampak pada
terhambatnya gerak para pekerja yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas dan
kuantitas produksi. Tidak hanya itu, excessinventory juga
berdampak pada rusaknya barang jadi yang tersimpan terlalu lama, entah karena
karat/korosi; terlalu kotor karena debu sehingga memerlukan proses pembersihan
yang tentunya memakan waktu, tenaga dan biaya tambahan; atau kerusakan barang
yang disebabkan oleh penumpukan. Dampak yang juga dapat dirasakan adalah
terhambatnya arus cash flow perusahaan karena sebagian besar
modal tertanam pada produk jadi yang tersimpan, sehingga untuk dapat digunakan
sebagai modal produksi lagi, pengusaha harus menunggu produknya terjual.
Persediaan
berlebih yang diletakkan di ruang kerja menunjukkan bahwa persediaan yang
berlebihan hingga tidak tertampung pada gudang inventory yang telah disediakan,
dan harus ditumpuk di lantai pabrik. Hal tersebut tentu akan mengganggu
aktivitas karyawan serta mengurangi ruang gerak yang dapat berakibat pada
menurunnya kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Akinlawon, Akin, Thingking Of Lean Manufacturing System.
Becker, Ronald, Lean Manufacturing And The Toyota Production System.
Jahja, Kristianto, 5R, Productivity & Quality Management Consultants, Jakarta Pusat, 1995.
Komentar
Posting Komentar