Sistem Kerja
Sistem Kerja
Sistem
kerja adalah suatu rangkaian prosedur yang harus diikuti karyawan pada saat
melaksanakan suatu bidang pekerjaan. Sistem ini mengatur bagaimana karyawan
akan melakukan pekerjaannya dan pada akhirnya, akan membentuk kebiasaan kerja
karyawan yang dilakukan secara rutin. Kebiasaan ini bisa muncul karena sistem
kerja biasanya hadir dalam kebijakan dan peraturan perusahaan, memaksa seluruh
karyawan untuk mematuhinya. Sistem kerja berlaku dalam kehadiran karyawan.
Contohnya apakah karyawan diberikan fleksibilitas lokasi kerja atau harus hadir
ke kantor setiap saat. Penentuan sistem tersebut dilakukan untuk memberi
kedisiplinan kepada karyawan, agar mereka dapat hadir dan melakukan
pekerjaannya dengan baik.
Mengapa Perusahaan Memerlukan Sistem Kerja?
Manajemen
yang baik tentunya akan mendorong perkembangan dan pertumbuhan perusahaan dalam
mencapai tujuan bisnis. Oleh karena itu, manajemen senantiasa membuat sistem
kerja di perusahaan. Sistem ini bertujuan untuk mengorganisir karyawan yang ada
di perusahaan, sehingga perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lancar. Selain
itu, sistem kerja di perusahaan akan membuat karyawan bisa bekerja secara
teratur. Aturan ini wajib diikuti oleh seluruh karyawan termasuk para pimpinan
perusahaan. Kewajiban untuk menaati aturan tersebut dilakukan dilakukan
demi berjalannya sistem yang sudah dibuat perusahaan. Tujuan akhirnya tentu
saja agar sasaran dan target yang ingin dituju perusahaan dapat tercapai.
Manfaat Sistem Kerja
Setelah
mengetahui pengertian dan pentingnya sistem kerja di perusahaan, maka
selanjutnya Anda perlu mengetahui mengenai beberapa manfaatnya.
Berikut
adalah beberapa manfaatnya:
- Dapat
membantu perusahaan dalam pengendalian kerja, sehingga perusahaan bisa
mengatur jadwal kerja yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
- Bisa
menjadi pedoman kerja bagi seluruh karyawan yang terlibat di dalamnya.
- Berguna
untuk memastikan hasil kerja karyawan menjadi lebih efektif, walaupun
dengan menggunakan biaya yang sedikit.
- Penjabaran
dari tujuan perusahaan melalui aktivitas bisnis yang terealisasi. Hal ini
memiliki manfaat yang positif karena semua karyawan bisa mengetahui tujuan
yang ingin dicapai perusahaan.
7 Sistem Kerja Karyawan
Sistem
kerja yang terkait dengan kehadiran karyawan terdiri beberapa jenis. Di bawah
ini merupakan 7 macam sistem kerja pada kehadiran karyawan yang perlu Anda
ketahui:
1. WFO
Sistem
kerja yang pertama adalah WFO. WFO adalah singkatan dari Work From Office, yang
berarti karyawan harus bekerja di tempat yang telah tersedia, contohnya bekerja
di kantor. Kelebihannya adalah pekerjaan karyawan bisa terpantau dengan baik
dan mudahnya berkoordinasi antarkaryawan. Namun, kelemahannya adalah karyawan
bisa kelelahan karena terlalu lama menghabiskan waktu di perjalanan, terutama
jika rumahnya jauh dari kantor. Selain itu, perusahaan juga perlu memberikan
uang akomodasi kepada karyawan.
2. WFH
WFH
merupakan singkatan dari Work From Home yang berarti karyawan
harus bekerja di rumah. Kelebihannya adalah karyawan bisa bekerja dengan lebih
nyaman karena bekerja dari rumah sendiri serta tidak menghabiskan banyak waktu
dan tenaga untuk berangkat ke kantor. Namun, kelemahannya adalah karyawan
menjadi lebih sulit untuk berkoordinasi dengan rekan kerja dan perusahaan sulit
memantau kerja karyawan. Tak hanya itu, ada kemungkinan karyawan menjadi
terdistraksi oleh kegiatan di luar pekerjaan kantor, misalnya mengurus
pekerjaan rumah tangga, anggota keluarga yang berisik, atau adanya hiburan
seperti televisi.
3. WFA
WFA
merupakan singkatan dari Work Form Anywhere yang berarti
bekerja dari mana saja. Sistem kerja ini membuat karyawan bisa bekerja secara
fleksibel. Karyawan bisa bekerja dari rumah, dari cafe, taman dan lain
sebagainya. Kelebihan dari WFA ini adalah bisa menyesuaikan tempat kerja
sesuai dengan kenyamanan karyawan. Pada beberapa kasus, perusahaan juga tidak
perlu menyewa kantor yang besar karena karyawan bisa bekerja dari mana saja
tanpa harus datang ke kantor. Sementara itu, kelemahannya adalah karyawan bisa
saja memiliki pengeluaran yang cukup besar karena seringkali bekerja dari luar
rumah. Selain itu, koordinasi antartim menjadi lebih sulit karena bekerja dari
tempat yang berbeda dan perusahaan sulit memantau karyawan dari jarak jauh.
4. Hybrid
Sistem
kerja hybrid adalah pola kerja yang menggabungkan WFH
dengan WFO. Jadi, karyawan bisa bekerja dari rumah dan terkadang bisa bekerja
dari kantor. Sistem hybrid bisa membuat kinerja karyawan
menjadi lebih optimal karena bisa membuat karyawan bekerja dengan efektif.
Karyawan mendapatkan keseimbangan dari bekerja di kantor dan bekerja dari
rumah. Contohnya, jika membutuhkan koordinasi antartim, karyawan bisa ke kantor
untuk melakukan diskusi. Namun apabila karyawan membutuhkan ketenangan dalam
bekerja, karyawan bisa bekerja dari rumah.
5. Remote
Sistem
kerja remote adalah pekerjaan yang dapat ditangani secara
jarak jauh. Biasanya sistem ini diterapkan bagi karyawan yang melamar pekerjaan
dari negara lain untuk memangkas akomodasi. Perusahaan yang menerapkan
sistem remote memungkinkan karyawannya bekerja dari mana saja.
Misalnya, perusahaan dari Singapura memberikan kesempatan bekerja secara remote untuk
pekerja dari Indonesia.
6. Mobile
Pekerjaan
yang berhubungan dengan dengan akomodasi bisa berarti pekerjaan tersebut
menggunakan sistem mobile. Pekerjaan ini memaksa karyawan untuk
sering berpindah tempat. Contoh pekerjaan mobile misalnya
kurir, supir, sales, pilot, nakhoda,
masinis, dan lain sebagainya. Mereka akan menghabiskan banyak waktu di
perjalanan karena mereka biasanya bekerja di bidang layanan jasa. Kelebihan
dari sistem kerja mobile adalah karyawan akan memiliki fisik
dan mental yang kuat karena mereka bisa disebut sebagai orang lapangan yang
langsung turun ke jalan. Kelemahannya, jika karyawan tidak memiliki mental dan
fisik yang kuat, tentunya mereka akan kesulitan menjalankan sistem kerja ini.
7. Pekerjaan Khusus
Selanjutnya
pekerjaan khusus. Sistem kerja dari pekerjaan khusus ini biasanya bekerja
menjadi abdi negara, seperti intel, surveyor,
mata-mata, dan lain sebagainya. Mereka bisa bekerja dari mana saja dan mereka
tidak boleh terlihat seperti sedang bekerja karena tugas yang dikerjakan
bersifat sangat rahasia.
8. Sistem Kerja Roster
Terakhir
ada sistem kerja roster . Sistem kerja ini biasa digunakan oleh
perusahaan di industri pertambangan maupun kontruksi. Dalam sistem ini karyawan
akan dibagi periode kerja menjadi 8:2 Dimana 8 minggu berturut-turut untuk
bekerja dan 2 minggu berturut-turut setelah digunakan untuk istirihat.
Daftar Pustaka
Bridger, R. (2003). Introduction Ergonomics. London: Taylor & Francis
Prasetyawan, D. (Desember, 2014). Analisis Risiko Beban Kerja Berdasarkan Biomekanika dan Fisiologi.
Komentar
Posting Komentar