Tahapan Proses Pengembangan Produk
Tahapan Proses Pengembangan Produk

Proses
pengembangan produk adalah rencana enam tahap yang melibatkan konsep awal
hingga peluncuran pasar final suatu produk. Proses ini membantu membagi tugas
dan mengatur kolaborasi lintas departemen. Temukan cara melaksanakan proses
milik Anda.
Mengembangkan produk baru itu pekerjaan menyenangkan
sekaligus menantang. Tidak ada dua peluncuran produk yang identik, mulai ideasi
awal hingga riset dan pembuatan prototipe. Namun, ada proses umum yang bisa
membantu Anda memulai proses pengembangan produk.
Proses pengembangan produk menjelaskan enam langkah yang
diperlukan untuk melibatkan konsep awal hingga peluncuran pasar final suatu
produk. Ini mencakup mengidentifikasi kebutuhan pasar, meriset persaingan,
menggagas solusi, mengembangkan peta jalan produk, dan membuat produk standar
yang layak (MVP atau minimum viable product).
Dalam beberapa tahun terakhir, proses pengembangan produk
telah berkembang dan kini umumnya digunakan dengan membagi setiap langkah
menjadi enam fase terpisah. Dengan begitu, proses bisa diatur dengan lebih baik
dan hasil akhir individu dibagi menjadi tugas-tugas yang lebih
kecil.
Proses pengembangan produk tidak hanya membantu
menyederhanakan peluncuran, tetapi juga mendorong kolaborasi lintas tim utamanya dengan kerja tim dan
komunikasi selama proses.
Mari kita pelajari lebih dalam siklus produk dan menentukan enam fase produk. Semuanya dapat membantu Anda berhasil meluncurkan produk berikutnya.
1. Pembentukan ide (Ideasi)
Tahap awal proses pengembangan produk dimulai dengan
menghasilkan ide produk baru. Tahap ide awal adalah saat melakukan curah
pendapat tentang konsep produk berdasarkan kebutuhan pelanggan, harga, dan
riset pasar.
Ada baiknya untuk mempertimbangkan faktor-faktor berikut
saat memulai konsep produk baru:
·
Target pasar: Target pasar adalah profil konsumen
yang menjadi dasar pembuatan produk Anda. Profil konsumen harus diidentifikasi
di awal untuk membuat konsep produk terkait target pasar.
·
Produk yang ada: Saat memiliki konsep produk baru,
ada baiknya mengevaluasi portofolio produk yang ada. Apakah sudah ada produk
yang memecahkan masalah serupa? Jika ya, apakah konsep baru tersebut cukup
berbeda untuk dijalankan? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dapat memastikan
keberhasilan konsep yang baru.
·
Fungsi: Meskipun belum memerlukan laporan terperinci
tentang fungsi produk, Anda harus memiliki gambaran umumnya. Pertimbangkan
tampilan dan nuansa produk serta alasan seseorang tertarik membelinya.
·
Analisis SWOT:Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman produk di awal proses dapat membantu membangun versi terbaik dari
konsep baru produk Anda. Analisis ini memastikan produk berbeda dari pesaing
dan mengatasi kesenjangan pasar.
·
Metode SCAMPER: Untuk menyempurnakan ide, gunakan metode
curah pendapat seperti SCAMPER yang melibatkan substitusi, penggabungan,
adaptasi, modifikasi, penggunaan lain, eliminasi, atau penataan ulang konsep
produk.
Untuk memvalidasi konsep produk, pertimbangkan untuk
mendokumentasikan ide dalam bentuk kasus bisnis.
Cara ini memungkinkan semua anggota tim memiliki pemahaman yang jelas tentang
fitur produk awal dan tujuan peluncuran produk baru.
2. Definisi produk
Setelah menyelesaikan kasus bisnis dan mendiskusikan
target pasar serta fungsi produk, inilah saatnya menentukan produk. Tahap ini
juga disebut sebagai penilaian atau pengembangan konsep, dan fokus pada
penyempurnaan strategi produk.
Selama tahap definisi produk, Anda harus menentukan
spesifikasi, termasuk:
·
Analisis bisnis: Analisis bisnis terdiri dari
pemetaan strategi distribusi, strategi ecommerce, dan analisis pesaing yang
lebih mendalam. Langkah ini bertujuan mulai membangun peta jalan produk yang
ditentukan dengan jelas.
·
Nilai manfaat: Nilai manfaat adalah masalah yang
diatasi produk. Pertimbangkan perbedaannya dengan produk lain di pasaran. Nilai
ini dapat berguna untuk riset pasar dan untuk mengembangkan strategi pemasaran.
·
Metrik keberhasilan: Sangat penting untuk
menjelaskan metrik keberhasilan di awal sehingga Anda dapat mengevaluasi dan
mengukur keberhasilan setelah produk diluncurkan. Adakah metrik utama yang
ingin diamati? Ini bisa berupa KPI dasar seperti nilai pesanan rata-rata, atau sesuatu
yang lebih spesifik seperti gol yang ditetapkan secara khusus yang relevan
dengan organisasi Anda.
·
Strategi pemasaran: Setelah mengidentifikasi nilai
manfaat dan metrik keberhasilan, mulailah melakukan curah pendapat tentang
strategi pemasaran yang sesuai kebutuhan Anda. Pertimbangkan kanal yang
diinginkan untuk mempromosikan produk, misalnya media sosial atau postingan
blog. Meskipun strategi ini mungkin perlu direvisi, tergantung produk jadi, ada
baiknya untuk memikirkan hal ini saat menentukan produk untuk mulai
merencanakan di awal.
Setelah ide-ide ini ditentukan, inilah saatnya mulai
membangun produk standar yang layak (MVP) dengan prototipe awal.
3. Pembuatan prototipe
Selama tahap pembuatan prototipe, tim akan secara
intensif meriset dan mendokumentasikan produk dengan membuat rencana bisnis
yang lebih detail dan menyusun produk.
Prototipe tahap awal ini bisa sesederhana gambar atau
render komputer yang lebih kompleks terkait desain awal. Prototipe ini membantu
mengidentifikasi area risiko sebelum membuat produk.
Selama fase pembuatan prototipe, Anda akan mengerjakan
spesifikasi seperti:
·
Riset risiko pasar: Potensi risiko apa pun yang
terkait dengan manufaktur produk harus dianalisis sebelum produk fisik dibuat.
Ini akan mencegah kegagalan peluncuran produk. Riset ini juga memastikan Anda
mengomunikasikan risiko kepada tim dengan mendokumentasikannya dalam daftar risiko.
·
Strategi pengembangan: Selanjutnya, Anda dapat mulai
mengerjakan rencana pengembangan. Dengan kata lain, pahami cara menetapkan
tugas dan linimasa tugas-tugas ini. Salah satu cara merencanakan tugas dan
memperkirakan linimasa adalah menggunakan metode jalur kritis.
·
Analisis kelayakan: Langkah selanjutnya dalam proses
ini adalah mengevaluasi strategi produk berdasarkan kelayakan. Tentukan apakah
beban kerja dan perkiraan linimasa dapat dicapai. Jika tidak, sesuaikan tanggal
dan minta bantuan dari pemangku kepentingan tambahan.
·
MVP: Hasil akhir dari tahap pembuatan prototipe
adalah produk standar yang layak. Anggap MVP sebagai produk dengan fitur yang
diperlukan untuk peluncuran dan cukup untuk menjalankan fungsinya. Misalnya,
sepeda MVP memiliki rangka, roda, dan sadel, tetapi tanpa keranjang atau bel.
Membuat MVP dapat membantu tim menjalankan peluncuran produk lebih cepat
daripada membangun semua fitur yang diinginkan yang bisa memperlambat linimasa
peluncuran. Fitur yang diinginkan dapat ditambahkan saat bandwidth tersedia
nanti.
Sekarang, saatnya mulai merancang produk untuk peluncuran
pasar.
4. Desain awal
Selama fase desain awal, pemangku kepentingan proyek bekerja sama untuk
menghasilkan mockup produk berdasarkan prototipe MVP. Desain harus dibuat
dengan mempertimbangkan audiens target dan melengkapi fungsi utama
produk.
Desain produk yang berhasil mungkin memerlukan beberapa
iterasi untuk mendapatkan hasil yang tepat, dan melibatkan komunikasi dengan
distributor untuk mendapatkan bahan yang diperlukan.
Untuk menghasilkan desain awal, Anda akan:
·
Mencari bahan: Mencari bahan memainkan peran penting
dalam merancang mockup awal. Ini dapat mencakup bekerja dengan berbagai vendor
dan memesan atau membuat bahan sendiri. Karena beragam bahan bisa berasal dari
berbagai tempat, Anda harus mendokumentasikan penggunaan bahan di tempat
bersama sebagai referensi jika diperlukan nanti.
·
Terhubung dengan pemangku kepentingan: Komunikasi
yang erat harus dijaga selama fase desain untuk memastikan desain awal sesuai
rencana. Bagikan laporan progres setiap minggu atau setiap hari untuk
menyampaikan pembaruan dan mendapatkan persetujuan sesuai kebutuhan.
·
Menerima umpan balik awal: Ketika desain selesai,
mintalah umpan balik awal dari manajemen senior dan pemangku kepentingan
proyek. Anda kemudian dapat merevisi desain produk sesuai kebutuhan hingga
desain akhir siap dikembangkan dan diimplementasikan.
Setelah desain disetujui dan siap diserahkan, lanjutkan
ke fase validasi untuk pengujian akhir sebelum meluncurkan produk.
5. Validasi dan pengujian
Untuk meluncurkan produk baru, Anda harus memvalidasi dan
mengujinya terlebih dahulu. Tahap ini memastikan bahwa setiap bagian dari produk,
mulai pengembangan hingga pemasaran, berfungsi secara efektif sebelum dirilis
ke publik.
Untuk memastikan kualitas produk, lakukan hal berikut:
·
Pengembangan dan pengujian konsep: Anda mungkin
berhasil merancang prototipe, tetapi tetap harus mengatasi masalah yang muncul
saat mengembangkan konsep. Ini melibatkan pengembangan perangkat lunak atau
produksi fisik dari prototipe awal. Lakukan uji fungsi dengan meminta bantuan
anggota tim dan penguji beta untuk memastikan kualitas pengembangan.
·
Pengujian front-end: Selama tahap ini, ujilah fungsi
front-end terkait risiko kode pengembangan atau kesalahan yang berdampak
langsung pada konsumen. Ini mencakup pemeriksaan fungsi ecommerce dan
memastikannya stabil untuk peluncuran.
·
Uji pemasaran: Sebelum mulai memproduksi produk
akhir, uji rencana pemasaran terkait fungsi dan kesalahan. Ini
saatnya untuk memastikan bahwa semua kampanye disiapkan dengan benar dan siap
diluncurkan.
Setelah pengujian awal selesai, Anda siap memulai
produksi konsep produk akhir dan meluncurkannya ke basis pelanggan.
6. Komersialisasi
Sekarang saatnya mengomersialkan konsep yang melibatkan
peluncuran produk dan mengimplementasikannya di situs web Anda.
Sekarang Anda telah menyelesaikan desain dan menguji
kualitas pengembangan dan strategi pemasaran. Anda harus yakin dengan iterasi
akhir dan siap memproduksi produk akhir.
Pada tahap ini, Anda harus mengerjakan:
·
Pengembangan produk: Ini adalah pembuatan fisik
produk yang akan dirilis ke pelanggan. Tahapan ini mungkin memerlukan produksi
atau pengembangan tambahan untuk konsep perangkat lunak. Berikan tim prototipe
akhir dan iterasi MVP untuk menghasilkan produk dengan spesifikasi yang
benar.
·
Implementasi ecommerce: Setelah produk dikembangkan
dan siap diluncurkan, tim pengembangan akan mulai meluncurkan materi ecommerce.
Ini mungkin memerlukan pengujian tambahan untuk memastikan produk jadi
berfungsi seperti yang dimaksudkan selama fase pengujian front-end sebelumnya.
Produk akhir sudah diluncurkan. Yang tersisa hanyalah
mengukur kesuksesan dengan metrik kesuksesan awal yang Anda dapatkan.
Komentar
Posting Komentar