Metode Produksi Manufaktur
Metode Produksi Manufaktur
Tiga jenis metode produksi manufaktur yang
umum digunakan yaitu Make-to-Stock, Make-to-Order, dan Make-to-Assemble.
Strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal biaya tenaga
kerja, pengendalian persediaan, biaya overhead, kustomisasi, dan kecepatan
produksi dan pemenuhan pesanan. Lebih lanjut, berikut masing-masing
penjelasannya:
1. Make-to-Stock (MTS)
Strategi Make-to-Stock (MTS) adalah strategi produksi tradisional yang didasarkan pada perkiraan permintaan. MTS memperkirakan berapa banyak pesanan yang dapat dihasilkan dan menyediakan stok yang cukup untuk memenuhi pesanan tersebut. Metode ini digunakan pada produk yang dapat diprediksi permintaannya, seperti mainan dan pakaian jadi pada waktu Natal. Keuntungan Make-to-Stock yaitu memungkinkan perusahaan untuk menghindari persediaan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun, metode ini juga memiliki kerugian ketika permintaan sulit diprediksi. Ketika prediksi tidak akurat, maka dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan inventaris sehingga mengurangi keuntungan. Adapun solusi untuk permasalahan ini yaitu dengan merencanakan tingkat inventaris secara otomatis dengan penggunaan ERP Inventory Impact.
- Cara kerja MTS
Guna memastikan Make-to-Stock berjalan dengan lancar, maka membutuhkan perkiraan permintaan yang akurat mengenai berapa banyak stok yang diproduksi. Jika permintaan produk dapat diperkirakan secara akurat, maka strategi metode ini menjadi pilihan yang efisien untuk produksi. Adapun pembuatan perkiraan permintaan tersebut didasarkan pada data masa lalu. Jika perkiraan sedikit meleset, maka akan menyebabkan kelebihan atau kekurangan persediaan sehingga potensi keuntungan tidak terpenuhi. Ketidakpastian ekonomi dan siklus bisnis membuat metode ini menantang bagi perusahaan. Guna menghindari kerugian akibat tidak dapat memprediksi perkiraan permintaan secara akurat, maka alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan Make-to-Order atau Make-to-Assemble.
- Contoh perusahaan yang
menerapkan MTS
Metode ini cocok digunakan pada perusahaan
yang memproduksi barang yang cenderung populer selama musim liburan. Misalnya,
produsen mainan akan memperkirakan permintaan konsumen dan menghasilkan produk
yang sesuai. Salah satu perusahaan yang menggunakannya yaitu LEGO yang
memproduksi mainan. Dengan menggunakan metode produksi MTS, LEGO Group melihat
dan menganalisis kembali data dari tahun-tahun sebelumnya dan memperkirakan
permintaan saat ini. Misalnya, berdasarkan data sebelumnya, permintaan akan
meningkat sebesar 40% pada kuartal keempat dibandingkan dengan kuartal ketiga.
Sebagai persiapan, perusahaan akan memproduksi 40% lebih banyak mainannya pada
Juli, Agustus, dan September untuk memenuhi prakiraan permintaan untuk kuartal
keempat.
2. Make-to-Order (MTO)
Metode Make-to-Order (MTO) atau built to order adalah
metode yang memungkinkan pelanggan memesan produk yang sesuai dengan spesifikasi
mereka. Metode ini akan memulai produksi setelah pesanan pelanggan yang
dikonfirmasi diterima hal ini juga dikenal dengan metode kustomisasi
massal. Keuntungan dari metode ini yaitu pelanggan dapat
memiliki produk sesuai keinginannya dan perusahaan dapat menghindari kelebihan
stok, serta memperoleh keuntungan. Namun, metode ini juga memiliki kerugian yaitu
waktu tunggu pelanggan untuk menerima produk juga biasanya jauh lebih lama dan
biaya yang dikeluarkan jauh lebih banyak karena produk terkustomisasi. Strategi
berbasis permintaan ini juga tidak dapat digunakan dengan semua jenis produk.
Model produksi ini biasanya hanya digunakan oleh industri perakitan dimana
kuantitas yang dibutuhkan untuk diproduksi per spesifikasi produk adalah satu
atau hanya sedikit.
- Contoh perusahaan yang
menerapkan MTO
Beberapa contoh industri yang mengadopsi
sistem ini yaitu konstruksi, produksi pesawat terbang dan kapal, jembatan, dan
sebagainya. Make-to-Order juga sesuai untuk produk yang sangat terkonfigurasi
seperti server komputer, mobil, sepeda, atau produk yang sangat mahal untuk
disimpan persediaannya. Komputer Dell adalah contoh perusahaan yang menggunakan
strategi produksi Make-to-Order, dimana pelanggan dapat memesan komputer yang
disesuaikan sepenuhnya secara online dan menerimanya dalam beberapa minggu.
- Perbedaan MTO dan MTS
Meskipun kedua metode ini sama-sama
didasarkan pada permintaan pelanggan, namun keduanya memiliki perbedaan pada beberapa aspek.
Beberapa perbedaan antara MTS dan MTO yaitu sebagai berikut:
3. Make-to-Assemble (MTA)
Metode manufaktur Make-to-Assemble adalah
gabungan dari Make-to-Stock dan Make-to-Order dimana perusahaan menyimpan suku
cadang dasar berdasarkan prediksi permintaan, tetapi tidak merakitnya hingga
pelanggan melakukan pemesanan. Keuntungan dari strategi ini adalah
memungkinkan penyesuaian produk yang cepat berdasarkan permintaan pelanggan.
Namun MTA juga memiliki kelemahan yaitu perusahaan mungkin
menerima terlalu banyak pesanan untuk ditangani dengan sedikitnya tenaga kerja
dan komponen yang dimiliki. Guna mengefisienkan proses manufaktur pada
perusahaan, Anda dapat menggunakan ERP Manufacturing Impact yang berfungsi
untuk mengotomatiskan proses manufaktur. Dengan ERP, Anda juga dapat memperoleh
laporan kustom dengan data yang terpusat sehingga mempermudah dalam
identifikasi permasalahan pada proses manufaktur.
- Contoh industri yang menerapkan
MTA
Salah satu industri yang dapat menerapkan metode ini yaitu industri jasa makanan dan restoran. Di restoran, bahan-bahan untuk hidangan utama mungkin terdapat di lemari es dan menunggu perakitan ketika pelanggan meminta makanan. Tingkat perakitan dapat bervariasi sesuai dengan hidangan yang dimasak. Strategi Make-to-Assemble juga dapat diadopsi oleh perakit independen dan pembuat produk yang menjual barang dagangan mereka melalui pasar dan memiliki suku cadang yang belum dirakit di gudang. Misalnya, penjual di platform seperti Etsy yang menyediakan barang untuk membuat pakaian atau aksesoris untuk dijual. Penjual yang menggunakan printer 3D juga mungkin mengadopsi strategi ini dimana mereka menjaga suku cadang untuk dirakit saat pelanggan memesan.
- Alasan menggunakan MTA
Alasan menggunakan MTA untuk produksi pada dasarnya bervariasi, tetapi alasan utamanya yaitu adanya kemudahan penyimpanan atau umur simpan produk. Menyimpan bahan secara terpisah sampai dibutuhkan adalah cara umum untuk menjadi lebih efisien. Hal tersebut juga tergantung pada jenis produk, karena mungkin secara logistik lebih memungkinkan untuk menyimpan komponen daripada produk akhir.
Kesimpulan
Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki
strategi yang berbeda-beda dalam mengefisienkan proses manufaktur atau
produksinya karena bergantung pada sumber daya perusahaan.
Secara garis besar, terdapat 3 metode utama
yang paling sering digunakan pada proses produksi manufaktur yaitu MTS, MTO,
dan MTA. Ketiga metode tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, tetapi fungsi
utamanya yaitu untuk meminimalisir kelebihan atau kekurangan inventaris.
Guna memperkirakan secara tepat permintaan
pelanggan dan persediaan gudang, ERP Inventory Impact adalah solusi yang
tepat. Software tersebut membantu perusahaan untuk memastikan tingkat stok pada
gudang sehingga tidak terjadi kekurangan atau kelebihan stok dan membantu
mengoptimalkan proses pergudangan.
Selain itu, adanya fulfillment
demand (permintaan pemenuhan) dan replenishment (penambahan) yang terotomatisasi sehingga
mempersingkat waktu tunggu.
Daftar Pustaka
Assauri, A. 2008. Pengertian dan Pengawasan Proses Produksi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Mudrajad, kuncoro 2009. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi Edisi 3. Erlangga. Jogjakarta
Sonny, Sumarsono. 2008. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Komentar
Posting Komentar